Minggu, 22 Januari 2017

SEJARAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

SEJARAH MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Manajemen SDM Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Nur Unbiyati, M.Pd




 











                                   



Disusun Oleh :

Ali Anwar
NIM : 1400018020



PROGRAM MAGISTER STUDI ISLAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015 / 2016



PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Lingkungan yang makin kompleks dan menantang yang ditransformasikan oleh faktor-faktor seperti globalisasi, perkembangan teknologi, penyebaran teknologi baru yang makin cepat, hingga perkembangan dan penggunaan pengetahuan mewarnai benatangan abad kedua puluh satu ini. faktor-faktor ini telah menimbulkan perubahan drastis dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indoneisa. Tak terelakkan pula, perubahan lingkungan yang kompleks dan dinamis itu akan mempengaruhi kemampuan organisasi, khususnya organisasi bisnis, untuk berkompetisi dan mempertahankan daya saingnya . kemampuan ini, pada gilirannya akan sangat ditentukan oleh mutu sumber daya manusia atau modal insani (human capital) yang dimiliki.
Pada tingkat mikro, persaingan bisnis yang meningkat akan mendorong perusahaan untuk memasukkan isu sumber daya manusia ke dalam strategi pengembangan perusahaan. Perusahaan tidak hanya perlu memiliki produktivitas tinggi, tetapi juga harus menunjukkan keunggulan dalam kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa bermutu, beraneka ragam sesuai dengan selera pelanggan, disertai dengan kemudahan dan kenyamanan serta ketepatan waktu. Daya saing perusahaan akan sangat ditentukan oleh kompetensi sumber daya manusia yang dimilikinya. Kemampuan pekerja yang dimiliki untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan menjadi sumber keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang sangat penting[1].
Singkatnya, untuk mencapai tujuan-tujuannya, sebuah organisasi harus memiliki individu-individu dengan kompetensi unggul, yang tersedia pada saat dan tempat yang tepat. Ini diwujudkan melalui aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia, yang secara ringkas dapat dikatakan sebagai upaya pendayagunaan sumber daya manusia. Efektivitas implementasi strategi organisasi terutama bergantung pada manajemen sumber daya manusia. Adalah tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola unsur manusia seefektif mungkin agar diperoleh sumber daya insani yang merasakan kepuasan kerja dan bekerja secara memuaskan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memusatkan perhatian pada unsur manusia dalam organisasi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia
2.      Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
3.      Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
4.      Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia
5.      Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
6.      Aktifitas Manajemen Sumber Daya Manusia

C.    Pembahasan
1.      SEJARAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
a.      Masa Pra Revolusi Industri
Pada masa ini, metode kerja merupakan faktor utama dan penentu tingkat produktivitas pekerja, yang nantinya akan berdampak kepada produktivitas perusahaan dan industri.[2]
Di lingkungan perusahaan dan industri, manusia memusatkan perhatian pada usaha mencari dan menciptakan metode kerja yang terbaik dan terunggul. Metode kerja yang terpilih harus digunakan atau  diterapkan oleh para pekerja dan tidak boleh membuat kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Jika pekerja membuat kesalahan dan berusaha memperbaiki atau menyempurnakannya, maka dianggap sebagai kesalahan dan kebodohan yang harus mendapat hukuman.
Manusia diperlakukan sebagai obyek, bahkan banyak yang diperbudak pada masa ini. Para pekerja tidak mendapatkan hak untuk turut berpikir dan menentukan cara meningkatkan produktivitas. Dalam kedudukannya sebagai obyek, pekerja harus tunduk kepada pemberi kerja.
Setiap kesalahan yang terjadi selama bekerja adalah kesalahan pekerja, meskipun sebenarnya kesalahan itu dibuat oleh pemberi kerja atau majikan.
Pekerja hanya memiliki kewajiban tanpa memiliki hak. Kewajiban adalah bekerja, tanpa boleh mempertanyakan urusan hasil dan imbalan yang nantinya akan didapatkan.

b.      Masa Revolusi Industri
Pada masa ini, terdapat tiga ciri utama, antara lain :
·         Peranan manusia adalah sebagai penggerak mesin
·         Penemuan berbagai jenis mesin atau teknologi
·         Industri berkembang pesat
Dengan adanya berbagai penemuan dan perkembangan ini, maka berakibat pula terhadap berlangsungnya akselerasi perkembangan bisnis dan perdagangan yang menghasilkan pengusaha kapitalis. Selain itu, tenaga kerja di bidang industri berkembang dalam jumlah besar, terutama yang memiliki ketrampilan tingkat rendah, serta berkembangnya pekerjaan sebagai spesialisasi sesuai dengan jenis barang yang diproduksi.
Pada masa ini, tercipta pula filsafat bisnis yang kemudian dianut oleh masyarakat, yaitu berupa kebebasan sepenuhnya bagi para industriawan dan pemilik modal untuk mengatur lingkungannya masing – masing.
Disamping perkembangan teknologi dan adanya filsafat bisnis yang baru, perlakuan terhadap pekerja atau Sumber Daya Manusia pun juga mengalami perubahan, antara lain :
·         Pekerja yang biasanya disebut sebagai buruh, dituntut untuk mampu bekerja seperti mesin yang harus setiap saat siap untuk bekerja secara baik. Para majikan pun tidak memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya dan hanya memberikan upah yang sangat rendah karena ketrampilan yang dimiliki pekerja juga rendah.
·         Jumlah tenaga kerja yang memiliki ketrampilan rendah sangat berlimpah, sehingga mengakibatkan terjadinya perdagangan tenaga kerja. Dengan adanya jual beli tenaga kerja, maka para majikan merasa mempunyai hak untuk memeras tenaga para pekerjanya dan memberikan  upah yang sangat rendah.
·         Keuntungan yang diperoleh sepenuhnya adalah milik pengusaha atau pemilik industri beserta jaringannya dengan tujuan untuk memperkaya diri sebagai kapitalis.

c.       Berdirinya Serikat Pekerja
Melihat kondisi dari para pekerja yang sangat memprihatinkan, mereka merasa senasib sepenanggungan sebagai satu golongan yang berbeda dengan golongan pemilik modal atau pemilik industri. Oleh karena itu, para pekerja mulai berusaha untuk melindungi golongannya dari perilaku buruk para majikannya. Dari berbagai ide yang timbul dari para pekerja, akhirnya mereka sepakat untuk membentuk badan musyawarah kolektif atau serikat pekerja atau organisasi buruh yang bertujuan untuk melakukan usaha bersama untuk melawan para pemilik modal atau pemilik perusahaan.
Serikat pekerja juga berusaha untuk memperjuangkan hak – hak pekerja. Pada awal berdirinya Serikat Pekerja, dukungan dari pemerintah sangat minim dan tak banyak dari golongan pemerintah malahan mendukung para pengusaha atau pemilik modal. Tetapi dengan berbagai keberhasilan dari serikat pekerja di beberapa negara, mendorong pemerintah untuk menetapkan undang – undang yang isinya mengatur dan membatasi aktivitas para pemilik modal dalam memperlakukan tenaga kerjanya.

d.      Masa Manajemen Ilmiah
Manajemen Ilmiah ini berusaha menyentuh seluruh aspek dalam proses produksi suatu perusahaan yang selalu mengikutsertakan sejumlah manusia, dan seutuhnya dilakukan dengan menggunakan berbagai ilmu disiplin, meskipun yang paling dominan adalah disiplin ilmu ekonomi. Walaupun usaha itu tidak langsung menyentuh aspek tenaga kerja, namun tujuan akhirnya untuk mewujudkan dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi, yang tidak mungkin dilepaskan kaitannya dengan faktor manusia.
Studi manajemen secara ilmiah berkembang ke arah usaha untuk mempelajari jabatan atau pekerjaan dalam hubungannya dengan waktu dan gerakan. Studi tersebut berusaha mengungkapkan gerakan yang perlu dilakukan dalam mengerjakan proses produksi, baik secara keseluruhan dan bagian demi bagiannya.
Dari hasil studi tersebut terbukti dan diterima suatu kesimpulan bahwa pekerja adalah manusia yang sama dengan yang lainnya. Kesimpulan itu mengatakan bahwa dalam bekerja, kemampuan fisik dan psikis berfungsi sebagai satu kesatuan. Kemampuan fisik berupa ketrampilan yang digunakan dengan proses mental yang tinggi akan menghasilkan tenaga spesialisasi.
Dari sisi lain, studi ilmiah dalam manajemen memberikan pula tekanan pada pekerjaan yang mengandung dua aspek, terdiri dari aspek teknis dan aspek sosial. Kedua aspek tersebut besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Aspek teknis erat hubungannya dengan ketrampilan dan proses mental sebagai satu kesatuan. Sedangkan aspek sosial berkenaan dengan sikap dan nilai yang mendukung keberhasilan dalam bekerja, yang dalam pelaksanaannya mengharuskan pekerja bekerjasama atau saling berinteraksi dengan sesamanya.

e.       Permulaan Psikologi Industri
Oleh karena pekerjaan adalah manusia yang terdiri dari dua substansi yang terpadu berupa tubuh dan jiwa (psikis), maka studi ilmiah merasa kurang puas apabila hanya disandarkan pada prilaku kongkrit yang terlihat selama bekerja. Pelaksanaan studi tersebut dilakukan berupa kerjasama antara para ahli psikologi dan tokoh-tokoh industri, melalui usaha menyeleksi pekerja teknis, untuk mendapatkan SDM yang dapat didayagunakan secara efektif dalam meningkatkan produktivitasnya.

f.       Komisi Pelayanan Sosial
Komisi Pelayanan Sosial dibentuk untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja. Beberapa bentuk perlindungan, antara lain :
·         Ditetapkannya kebijaksanaan bahwa dalam seleksi calon pekerja tidak boleh dimanfaatkan secara tidak sehat untuk kepentingan politik.
·         KPS merupakan pemegang mandat dalam menyelesaikan masalah – masalah yang dialami oleh para pekerja dengan pemilik modal atau majikannya.
·         KPS melakukan usaha yang mengarah pada pemberlakuan sistem penilaian atas jasa dan prestasi kerja, baik untuk kepentingan pemberian ganjaran maupun pengembangan karier para pekerja.
Di Indonesia, evolusi tersebut dapat dianalogkan dengan dibentuknya Departemen Tenaga Kerja oleh pemerintah. Tujuan didirikannya Departemen Tenaga Kerja adalah untuk melindungi para pekerja dari tindakan buruk para pemilik modal atau pemilik industri. Disamping itu, juga diselenggarakan badan yang disebut Bipartit di lingkungan industri yang tujuannya untuk menyelesaikan masalah perbedaan pendapat antara pekerja dan pemilik.

g.      Manajemen Personalia dengan Pendekatan Pribadi
Pada tahap ini, di lingkungan perusahaan mulai membentuk unit kerja atau departemen dengan tugas mengelola para pekerja. Langkah ini membuktikan bahwa di lingkungan tersebut sudah dimulai kegiatan Manajemen SDM, meskipun belum berkembang seperti saat ini.
Melalui perkembangan itu, perusahaan diharuskan untuk mempekerjakan tenaga spesialis diluar bidang bisnis, walaupun tugasnya dalam mengelola pekerja masih sangat terbatas. Diantara tugas – tugasnya yang mengisyaratkan bahwa perhatian kepada para pekerja semakin membaik, antara lain berkenaan dengan pengelolaan kesejahteraan keuangan, khususnya gaji para pekerja. Demikian pula termasuk dalam tugas pokoknya adalah pengelolaan perumahan, kesehatan dan pendidikan, pelatihan tenaga kerja, serta keamanan dan keselamatan tenaga kerja.

h.      Gerakan Pembinaan Hubungan Manusiawi
Kegiatan ilmiah dalam mempelajari manusia yang bekerja di lingkungan perusahaan terus dikembangkan dengan melakukan berbagai penelitian. Penelitian pada umumnya difokuskan pada perilaku para pekerja, dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor di dalam situasi kerja yang berpengaruh pada produktivitas kerja.
Produktivitas dipengaruhi oleh tingkat kualitas kerjasama dengan kelompok. Di samping itu direkomendasikan pula bahwa kerjasama antara pekerja dengan manajer, pada dasarnya merupakan “suatu sistem sosial”. Rekomendasi itu bermaksud membantah pendapat sebelumnya yang mengidentifikasi hubungan itu sebagai “sistem teknis ekonomis”. Dengan demikian berarti hubungan yang longgar atas dasar hitungan finansial antara pemberi kerja dengan penerima kerja, tidak dapat dikembangkan dalam usaha dalam mengembangkan produktivitas.
Pembinaan hubungan manusiawi di lingkungan perusahaan harus dilakukan untuk jangka panjang, karena merupakan kebutuhan hidup manusia, baik bagi yang berstatus pekerja biasa maupun para manajer. Dampaknya berupa terwujud dan berkembangnya sikap kebersamaan, akan berpengaruh pada eksistensi organisasi (perusahaan) yang kompetitif dan berkelanjutan.

i.        Studi Perilaku Secara Ilmiah
Studi ini muncul karena dorongan dari munculnya Psikologi Tingkah Laku, namun dilakukan melalui pengintegrasian berbagai ilmu disiplin. Jadi, studi perilaku bukan kelanjutan dari studi hubungan sosial dan studi lain sebelumnya, walaupun secara akademik bertujuan membahas masalah yang cenderung sama.

j.        Pentahapan Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam fase ini, menunjukan adanya empat tahapan, antara lain :
Ø  Tahap pengarsipan dan pemeliharaan berkas para pekerja. Berkas – berkas pekerja merupakan dasar dalam penempatannya, yang sudah dimulai sejak menscreening data pribadi setiap pekerja.
Ø  Tahap peningkatan tanggung jawab pemerintah, terutama dalam melindungi hak – hak asasi warga negaranya, termasuk hak para pekerja di perusahaan.
Ø  Tahap tanggung jawab organisasi. Pada tahap ini, dunia usaha sangat dipengaruhi oleh globalisasi. Perusahaan dan industri yang perkembangan ekonominya dipengaruhi politik global, membutuhkan sejumlah Sumber Daya Manusia yang kompeten dan handal di bidangnya, serta memiliki ketrampilan tinggi.
Ø  Tahap strategi kemitraan. Persaingan untuk memperebutkan pasar global semakin luas. Semakin banyak perusahaan yang sulit untuk memenuhi tuntutan persaingan pasar global dengan usahanya sendiri. Untuk itu diperlukan adanya usaha untuk mewujudkan dan mengembangkan mitra dalam berbisnis, terutama antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil.
Dalam keadaan seperti itu, jika dilihat dari segi Sumber Daya Manusia, perlu diambil langkah sebagai berikut :
Ø  Mempertahankan personel yang mempunyai kemampuan bisnis tinggi.
Ø  Memprogramkan penyesuaian kemampuan tenaga kerja dengan bisnis baru, terutama jika diperkenalkan dengan penggunaan teknologi baru.
Ø  Menyelesaikan masalah sosial yang timbul, terutama jika terdapat sejumlah tenaga kerja yang tidak dapat ditempatkan dalam reorganisasi berdasarkan bisnis baru.
Ø  Diperlukan usaha memilih dan menempatkan para manajer yang profesional dalam menghadapi bisnis global yang penuh tantangan.
Dari keempat langkah antisipasi terhadap perubahan bisnis tersebut, tetap tidak boleh menghilangkan ketentuan undang – undang yang berlaku agar tidak menimbulkan masalah yang merugikan.

2.      DEFINISI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1)      Manajemen sumber daya manusia adalah kumpulan kebijakan yang saling terkait dengan ideology dan filosofi yang mendasari. Aspek yang mengembangkan versi manajemen sumber daya manusia berarti kumpulan tertentu keyakinan dan asumsi, dorongan strategik yang memberikan informasi keputusan mengenai pengelolaan orang, pusat terlibatan manajer lini, kepercayaan terhadap seperangkat alat untuk membentuk hubungan ketenagakerjaan.[3]
2)      Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.[4]
3)      Manajemen sumber daya manusia adalah sebuah fungsi yang dijalankan dalam organisasi dengan maksud memfasilitasi pendayagunaan manusia (karyawan) secara paling efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi dan individu.[5]
4)      Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota, organisasi atau kelompok pekerja.[6]
5)      Manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan strategik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik organisasi, orang-orang yang bekerja dalam organisasi baik secara individu maupun kolektif dan memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran organisasi.
6)      Manajemen sumber daya manusia adalah usaha kerja yang dapat disumbangkan dalam proses produksi yaitu sumber daya manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat umum.

3.      TUJUAN DAN AKTIVITAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
a.      Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau tenaga kerja terhadap organisasi atau perusahaan dengan cara bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Para manajer dan departeman sumber daya manusia mencapai maksud mereka dengan memenuhi tujuannya. Tujuan manajemen sumber daya manusia tdak hanya mencerminkan kehendak manajemen senior, tetapi juga harus menyimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia, dan orang-orang yang terpengaruh. Kegagalan melakukan tugas itu dapat merusak kinerja, produktivitas, laba, bahkan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan.
Empat tujuan manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut.
1)      Tujuan Sosial
Tujuan sosial manajemen sumber daya manusia adalah agar organisasi atau perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat dengan meminimalkan dampak negatifnya. Organisasi atau perusahaan bisnis diharapkan dapat meningkatkan kualitas masyarakat dan membantu memecahkan masalah-masalah sosial.

2)      Tujuan Organisasional
Tujuan organisasional adalah sasaran format yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Departemen sumber daya manusia dibentuk untuk membantu para manager mewujudkan tujuan organisasi. Departemen sumber daya manusia meningkatkan efektivitas organisasional dengan cara :
·         Menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan bermotifasi tinggi.
·         Mendayagunakan tenaga kerja secara efesien dan efektif.
·         Mengembangkan kualitas kerja dengan membuka kesempatan bagi terwujudnya aktualisasi diri karyawan.
·         Menyediakan kesempatan kerja yang sama bagi setiap orang, lingkungan kerja yang sehat dan aman, dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak karyawan.
·         Mensosialisasikan kebijakan sumber daya manusia kepada semua karyawan.

3)      Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional adalah tujuan untuk mempertahankan kontribusi departemen sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Departemen sumber daya manusia harus meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia dengan cara memberikan konsultasi yang baik. Departemen sumber daya manusia semakin dituntut untuk mampu menyediakan program-program rekrutmen dan pelatihan ketenagakerjaan. Departeman sumber daya manusia harus mampu berfungsi sebagai penguji realitas ketika para manajer lini mengajukan gagasan dan arah yang baru.


4)      Tujuan Individual
Tujuan individual adalah tujuan pribadi dari tiap anggota organisasi atau perusahaan yang hendak dicapai melalui aktivitasnya dalam organisasi. Apabila tujuan pribadi dan tujuan organisasi tidak harmonis, karyawan mungkin akan memilih untuk menarik diri atau keluar dari perusahaan. 

4.      FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
            Sudah merupakan tugas manajemen sumber daya manusia untuk mengelola manusia seefektif mungkin agar diperoleh suatu satuan sumber daya manusia yang merasa puas dan dipuaskan. Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi manajemen secara umum:
1)      Fungsi manajerial
-          Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya tujuan.
-          Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan intuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi.
-          Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah kegiatan memberi petunjukl kepada karyawan, agar mau kerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam mebantu tercapainya tujuan oragnisasi.
-          Pengendalian (controlling)
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan karyawan agar menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.
2)      Fungsi operasional
-          Pengadaan tenaga kerja (sumber daya manusia)
Pengadaan merupakan prosespenarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
-          Pengembangan
Pengembangan merupakan kegiatan peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
-          Kompensasi
Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi.
-          Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
-          Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas, agar mereka tetap mau berkejasama sampai pensiun.
-          Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja merupakan putusnya hubungan kerja seorang karyawan dari suatu organisasi.

Menurut M.J. Julius (1988:17)
The general outline of personnel function is much the same among progressive companies. These function fall into two major classes operative and managerial. The technical function of personnel management includes the activities specifically concerned with procuring, developing, utilizing and maintaining an efficient working force. The managerial functions pertain to the activities concerned with planning, organizing, directing and controlling the working of those performing technical personnel function

5.      Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia
  Untuk mencapai tujuannya, departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam merekrut, melatih, mengembangkan, mengevaluasi, memelihara, dan mempertahankan para karyawan yang berkualitas. Aktivitas manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan untuk menyediakan dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif dan berkualitas bagi organisasi atau perusahaan.

a.      Perencanaan Sumber Daya Manusia (human resources planning)
Perencanaan sumber daya manusia harus berfokus pada cara organisasi atau perusahaan bergerak dan kondisi sumber daya manusia yang ada saat ini menuju kondisi sumber daya manusia yang dikehendaki. Perencanaan sumber daya manusia harus mampu menciptakan hubungan antara seluruh strategi organisasi atau perusahaan dengan kebijakan sumber daya manusianya. Perencanaan sumber daya manusia yang baik dapat memastikan aktivitas sumber daya manusia senantiasa konsisten dengan arah strategi dan tujuan organisasi atau perusahaan.

b.      Rekrutmen
Perusahaan akan mencari tenaga baru apabila terjadi kekurangan karyawan atau tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan. Efektivitas sebuah perusahaan bergantung pada efektivitas dan produktivitas para karyawannya. Tanpa didukung oleh tenaga kerja yang berkualitas maka prestasi organisasi atau perusahaan tidak akan menonjol. Oleh karena itu, rekrutmen sumber daya manusia menjadi aktivitas departemen sumber daya manusia yang penting. Rekrutmen merupakan aktivitas yang dirancang untuk memperoleh pelamar kerja yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan perusahaan. Meskipun aktivitas rekrutmen biasanya diselenggarakan oleh departemen sumber daya manusia, departemen lainnya dapat pula dilibatkan dalam hal penyediaan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan guna membantu kelancaran upaya rekrutmen.

c.       Seleksi
Dalam menyeleksi karyawan baru, departemen sumber daya manusia biasanya menyaring pelamar melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar belakang pelamar. Selanjutnya, merekomendasikan pelamar yang memenuhi persyaratan pada manajer untuk diambil keputusan pengangkatan terakhir.

d.      Pelatihan dan Pengembangan
Perkembangan organisasi atau perusahaan terkait erat dengan kualitas sumber daya manusianya. Apabila sumber daya manusia kualitasnya rendah, stagnasi organisasi atau perusahaan kemungkinan besar akan terjadi. Program pelatihan dan pengembangan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, dan kinerja sumber daya manusia. Aktivitas ini mengajarkan keahlian baru, memperbaiki keahlian yang ada, dan mempengaruhi sikap dan tanggungjawab para karyawan. Aktivitas pelatihan dirancang untuk meningkatkan keahlian. Sebagai contoh, karyawan dapat dilatih dalam teknik pengambilan keputusan atau sistem pengolahan data. Aktivitas pengembangan dirancang untuk mendidik karyawan sehingga mereka siap dipromosikan dan mampu memandang peran mereka dalam organisasi secara lebih luas. Pengembangan sumber daya manusia dibutuhkan karena pekerjaan selalu berubah. Aktivitas pelatihan dan pengembangan tenaga kerja amat penting karena kemajuan teknologi makin kompleks dan bervariasi.

e.       Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu faktor kunci dalam mengembangkan suatu organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien. Dengan dilakukannya penilaian prestasi kerja berarti suatu organisasi atau perusahaan telah memanfaatkan secara baik sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Informasi yang relevan dan reliable tentang prestasi kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja para karyawan karena akan mempermudah perumusan kebijakan lebih lanjut. Informasi yang akurat dari prestasi karyawan akan memungkinkan dilaksanakannya perencanaan karier bagi mereka. Penilaian prestasi kerja secara individual akan sangat bermanfaat bagi kemajuan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Suatu permasalahan yang perlu dikemukakan disini adalah bagaimana suatu obyektivitas penilaian dapat dicapai dengan baik. Perlu dihindari adanya like dan dislike dari tim penilai prestasi kerja.

f.       Kompensasi
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, terutama perusahaan yang profit-making, maka pengaturan kompensasi merupakan faktor penting untuk dapat memelihara dan mempertahankan prestasi kerja para karyawan.[7] Suatu kompensasi dapat berupa finansial ataupun nonfinansial. Pada umumnya, istilah kompensasi dipakai dalam pengertian proses peng-administrasian gaji dan upah. Suatu kompensasi akan dapat meningkatkan maupun menurunkan prestasi kerja atau memotivasi karyawan. Oleh karena itu, penting sekali perhatian organisasi atau perusahaan terhadap pengaturan kompensasi secara benar dan adil. Suatu kompensasi harus memiliki dasar yang logic, rational. Dalam hal ini, masih saja mengandung banyak faktor emosional dipandang dari segi karyawan. Sebab, jika para karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi maupun kepuasan kerja dapat menurun drastis. Program-program kompensasi sangatlah penting untuk mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh karena mencerminkan adanya usaha organisasi atau perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

g.      Pemeliharaan Keselamatan Tenaga Kerja
Setiap organisasi atau perusahaan bisnis diharapkan memiliki program keselamatan kerja guna mengurangi kecelakaan kerja dan kondisi kerja yang tidak sehat. Setiap karyawan perlu secara terus menerus diingatkan dan dijamin tentang pentingnya keselamatan kerja dan diinstruksikan agar menghindari kecelakaan kerja. Program keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan kerja dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja. Hampir sebagian besar departemen sumber daya manusia memiliki tanggungjawab atas penyediaan pelatihan keselamatan kerja, penentuan dan perbaikan kondisi kerja yang tidak sehat, serta pelaporan kecelakaan kerja.
h.      Hubungan Karyawan
Organisasi atau perusahaan bisnis tentu saja tidak semata-mata ingin memenuhi atau mencapai tujuan dengan mengorbankan kepentingan karyawan sebab manusia sebenarnya merupakan penentu akhir dari keberhasilan suatu organisasi. Untuk menghindari kemungkinan perlakuan yang tidak manusiawi dari pihak pimpinan (manajemen) maka biasanya para karyawan membentuk semacam perserikatan atau serikat pekerja. Dengan pembentukan serikat kerja berarti adanya kegiatan kolektif yang terkoordinir dari pihak karyawan dalam menghadapi pihak pimpinan (manajemen) apabila memang diperlukan. Kegiatan kolektif semacam itu dapat menciptakan konflik dan berbagai kendala bagi pihak manajemen terutama manajemen personalia, yang kadang-kadang sukar diterima oleh pihak manajemen. Untuk itu, peranan pemerintah, dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja, menjadi sangat penting sebagai penengah.

KESIMPULAN

Menurut kelompok kami, sumber daya manusia adalah segala potensi yang ada pada manusia baik berupa akal pikiran, tenaga, keterampilan, emosi dan sebagainya yang dapat dipergunakan baik untuk dirinya maupun organisasi atau perusahaan.
Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekruitmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.
Manajemen sumber daya manusia mempunyai tugas untuk mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Sebagai sebuah subsistem dalam organisasi, amnajemen sumber daya manusia dipengaruhi oleh sejumlah faktor dalam lingkungan eksternal (politik & hukum, ekonomi & kompetisi, teknologi, sosial-budaya, serikat pekerja, angkatan kerja) dan lingkungan internal organisasi (misi & tujuan, strategi & kebijakan, budaya organisasi, struktur organisasi, kelompok kerja, karakteristik pekerjaan)
Kenyataannya, masih banyak perusahaan yang memandang SDM sebelah mata. Padahal dalam prakteknya, SDM memegang peranan penting dalam kelangsungan perusahaan. Karena, seberapa tingginya tekhologi yang dimiliki oleh perusahaan, tanpa didukung sumber daya yang berkualitas tidak akan berhasil.
Perusahaan seharusnya memberikan perhatian lebih kepada karyawannya yang berkualitas, agar mereka betah dan bekerja tanpa paksaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Karyawan perlu diberikan motivasi dan fasilitas yang mendukung untuk pekerjaannya.


DAFTAR PUSTAKA

Priansa, Donni Juni dan H. Suwatno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media Group.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manjemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta
Dr. M. Kadarisman. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2012)



[1] Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung, Alfabeta, 2012) hlm 2
[2] Priansa, Donni Juni dan H. Suwatno.Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi Publik dan Bisnis. (Bandung: Alfabeta. 2011)
[3] Sedarmayanti. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manjemen Pegawai Negeri Sipil. (Bandung: PT. Refika Aditama. 2010) hlm. 16-17
[4] Marwansyah. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: Alfabeta. 2010) hlm 3
[5] Ibid hlm 3
[6] Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Prenada Media Group. 2009) hlm 5
[7] Dr. M. Kadarisman. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. 2012) hlm. 68

Tidak ada komentar: