Jumat, 27 November 2020

PENERAPAN MODEL BLENDED LEARNIG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN WUDHU SISWA KELAS 4A SDN SAWAH BESAR 01 TAHUN PELAJARAN 2020/2021 (PTK)

 BAB I

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap peserta didik dalam rangka menambah atau memperluas kasanah pengetahuan. Dalam suatu pembelajaran terjadi proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, dapat dikatakan juga bahwa pembelajaran adalah pengarahan dan dorongan yang diberikan oleh pendidik supaya terjadi suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilam, pendidikan karakter, dan sikap. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik supaya belajar dengan baik.

Mengingat situasi saat ini, dunia mengalami goncangan keras dengan menghadapi masa yang sangat berat berupa pandemi. Era Pandemi Covid-19 telah menggeser paradigma dalam dunia pendidikan. Proses pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka kini berubah menjadi daring atau lebih dikenal dengan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran yang dilakukan secara daring memanfaatkan teknologi informasi sebagai media untuk pelaksanaan pembelajaran. Namun, perubahan proses pembelajaran yang dilakukan secara tiba-tiba ini tidak jarang membuat guru, peserta didik, maupun orangtua kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Adanya perubahan ini mengharuskan guru merespon dengan sikap dan tindakan untuk mau belajar hal-hal baru. Pemanfaatan teknologi harus menjadi acuan bagi guru untuk mampu menghadirkan proses pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi peserta didik agar mampu bereksplorasi, memudahkan interaksi serta kolaborasi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru.

Menjadi guru yang profesional adalah keniscayaan yang wajib diwujudkan. Banyak guru yang tidak memiliki kemampuan pedagogis yang baik. Kemampuan pedagogis diantaranya kemampuan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dan memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Sementara guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Lewat peran tersebut maka guru mestinya aktif mengembangkan konsep dan metode pembelajaran yang interaktif dan bermakna bagi siswa.

Pada era digital dewasa ini, manusia dapat belajar kapan saja dan dimana saja. Dalam hal ini, pembelajaran bersifat otentik dan berbasis individu. Pada saat yang bersamaan guru ditantang untuk memadukan model pembelajaran tradisional dan kemajuan teknologi informasi untuk mengimbangi gaya belajar siswa yang beragam.

Blended learning menurut Husamah (2014: 15) menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas.                                                                                                   Namun berbagai riset justru menunjukkan bahwa pendekatan Blended learning cepat atau lambat akan menggantikan model pembelajaran tradisional karena terjadi wabah pendemi covid 19. Tren yang terjadi menunjukkan perkembangan ke arah dimana Blended learning akan mendapatkan proporsi lebih besar dan akan menggantikan model belajar tradisional dan e-learning. Blended learning membantu pengalaman kelas dengan mengembangkan inovasi teknologi informasi dan komunikasi.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran, yaitu Blended learning untuk mengungkapkan apakah dengan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan wudhu siswa di masa pandemi seperti ini. Penulis memilih model pembelajaran ini melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk  pembelajaran tatap muka secara 100% mengingat himbauan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam model pembelajaran Blended learning diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran walaupun tidak dengan tatap muka, dan guru sebagai fasilitator dapat memanfaatkan berbagai teknologi untuk proses pembelajaran dengan baik.

Dari latar belakang masalah tersebut, penulis mengambil judul dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu“Penerapan Model Pembelajaran Blended learning untuk meningkatkan keterampilan wudhu siswa kelas 4A SDN Sawah Besar 01 tahun pelajaran 2020/2021 di masa pandemi″.

B.       RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan wudhu siswa kelas 4A SDN Sawah Besar 01 tahun pelajaran 2020/2021 dengan model pembelajaran Blended learning di masa pandemi?

2.      Bagaimana hasil belajar keterampilan siswa kelas 4A SDN Sawah Besar 01 tahun pelajaran 2020/2021 setelah diterapkannya model pembelajaran Blended learning di masa pandemi?

 

C.      TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini ialah

1.         Untuk mengetahui upaya peningkatkan keterampilan wudhu siswa kelas 4A SDN Sawah Besar 01 tahun pelajaran 2020/2021 dengan model pembelajaran Blended learning di masa pandemi.

2.         Untuk mengetahui hasil belajar keterampilan siswa kelas 4A SDN Sawah Besar 01 tahun pelajaran 2020/2021 setelah diterapkannya model pembelajaran Blended learning di masa pandemi.

 

D.      MANFAAT PENELITIAN

1.      Bagi guru

a.       Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.

b.      Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerja secara profesioanl, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c.       Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran.

d.      Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri, melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah/kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.

2.      Bagi siswa

Dan manfaat bagi siswa yaitu dengan adanya PTK akan memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Dan dengan adanya peningkatan dalam belajar, maka harapan akan keberhasilan dalam pembelajaran sangatlah besar.

3.      Bagi sekolah

Manfaat bagi sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.


Untuk selengkapnya silahkan download link berikut ini:

DOWNLOAD