SISTEM PENDIDIKAN DI TURKI
REVISI MAKALAH
Dibuat Dalam Rangka Memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Perbandingan
Dosen
Pengampu: Dr. Machfud Junaedi, M.Ag dan Dr. H. Abdul
Wahib, M.Ag
Disusun Oleh :
Ali Anwar (1400018020)
PROGRAM MAGISTER STUDI ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap bangsa
tentu memiliki sistem pendidikan. Dengan sistem pendidikan itu, suatu bangsa
mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap, agama dan
ciri-ciri watak khusus yang dimilikinya dengan cara tertentu kepada generasi
penerusnya, agar mereka dapat mewariskannya dengan sebaik-baiknya. Melalui
siStem pendidikan itu, suatu bangsa dapat memelihara dan mempertahankan
nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke
generasi.
Menurut Carter
V.Good, Perbandingan Pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan
perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada dalam beberapa negara dengan
maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya
sendiri.[1]
Pendidikan
komparatif membahas perbandingan secara ilmiah, dan mempunyai tujuan untuk
melihat persamaan dan perbedaan, kerja sama, pertukaran pelajar antar bangsa dalam
menciptakan pedamaian dunia. Pendapat tersebut sebagai usaha menanamkan dan
menumbuh-kembangkan rasa saling pengertian dan kerja sama antar bangsa, demi
terpeliharanya perdamaian dunia, melalui peroses pendidikan. Pendidikan
komparatif juga diperlukan, untuk melihat kemajuan, kualiatas pendidikan di
negara maju dibandingkan dengan dengan negara berkembang. Studi
perbandingan pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai
aspek yang berhubungan dengan system pendidikan Negara tertentu, terutama yang
berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada system pendidikan negara
tersebut.
Di Negara
Turki islam merupakan agama utama Negara tersebut, dimana 99,8% dari penduduk
Negara Turki adalah Muslim. Sebagian besar muslim di Turki adalah Sunni yaitu
mencapai 72%, syi’ah sebanyak 25% dan syi’ah Imamiyah sebanyak 3% dari populasi
muslim di Negara Turki.[2]
Masuknya sistem
pendidikan modern dalam kalangan kerajaan Turki Usmani bermula sejak sultan
Mahmud II (1785-1839 M ), Turki mengadakan pembaharuan dalam berbagai bidang
pendidikan. Di zaman itu, madrasah serupakan satu-satunya lembaga pendidikan
yang ada di kerajaan Turki Usmani. Di madrasah itu Mahmud menyadari bahwa
madrasah-madrasah tradisional tersebut tidak sesuai lagi dengan tuntunan perkembangan
zaman. Oleh karena itu Turki berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikan
madrasah yang ada, agar anak-anak bisa mendapatkan pelajaran pengetahuan umum.
Namun mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan memasukkan
pengetahuan-pengetahuan umum pada waktu itu sangat sulit. Karena itu, Turki
mendirikan dua sekolah pengetahuan umum yang berdiri sendiri. Terpisah dari
sistem madrasah tradisional yang ada. Kedua sekolah tersebut adalah : Sekolah
Pengetahuan Umum (Mekteb-Ima’rif) dan Sekolah sastra (Mekteb-I Ulum
Edebiye) Sistem pendidikan di Turki dibangun sesuai dengan reformasi
Attaturk setelah perang turki.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, pemakalah dapat mengambil
sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana system pendidikan di Negara
Turki?
2. Bagaimana perbandingan pendidikan di Turki
dan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Letak Geografis Negara Turki
Turki termasuk dalam wilayah timur
tengah yang terletak di Eropa Tenggara dan Asia barat daya (yang sebagian barat
Turki Bosporus secara geografis bagian dari Eropa), berbatasan dengan
Laut Hitam, antara Bulgaria dan Georgia, dan berbatasan dengan Laut Aegean dan
Laut Mediterania, antara Yunani dan Suriah, dengan Koordinat geografis: 39 00
N, 35 00 E, yang terdiri dari suku bangsa Turki 80%, Kurdi 20% (perkiraan) :
Agama: Islam 99,8% (kebanyakan Sunni), lainnya 0,2% (kebanyakan Kristen dan
Yahudi) Bahasa: Turki (resmi), Kurdi, Arab, Armenia, Yunani dengan angka
melek huruf: usia 15 ke atas dapat membaca dan menulis total populasi:
86,5% laki-laki: 94,3% perempuan: 78,7% (2003)
Turki modern didirikan pada tahun
1923 dari sisa-sisa Anatolia dari Kekaisaran Ottoman dikalahkan dari
Turki." Di bawah kepemimpinan otoriter nya, negara yang dianut reformasi
sosial, hukum, dan politik luas. Setelah masa pemerintahan satu partai,
percobaan dengan multi-partai politik menuju kemenangan pemilu 1950 dari partai
oposisi Partai Demokrat dan pengalihan kekuasaan damai. Sejak itu, partai
politik Turki dikalikan, tapi demokrasi telah retak oleh masa-masa
ketidakstabilan dan kudeta militer intermiten (1960, 1971, 1980), yang dalam
setiap kasus akhirnya menghasilkan kembalinya kekuatan politik untuk warga
sipil. Pada tahun 1997, militer kembali membantu insinyur pemecatan tersebut -
populer disebut "kudeta pasca-modern" - pemerintah kemudian Islam
yang berorientasi.
Campur tangan militer Turki di
Siprus pada tahun 1974 untuk mencegah pengambilalihan pulau Yunani dan sejak
bertindak sebagai pelindung negara dengan "Republik Turki Siprus Utara",
yang hanya mengakui Turki. Sebuah pemberontakan separatis dimulai pada tahun
1984 oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) - sekarang dikenal sebagai Rakyat
Kongres Kurdistan atau Kongra-Gel (KGK) - telah mendominasi perhatian militer
Turki dan menelan lebih dari 30.000 jiwa, tapi setelah penangkapan pemimpin
kelompok di tahun 1999, sebagian besar pemberontak mundur dari Turki, terutama
ke Irak utara. Pada tahun 2004, KGK mengumumkan gencatan senjata mengakhiri dan
serangan dikaitkan dengan KGK meningkat. Turki bergabung dengan PBB pada tahun
1945 dan pada tahun 1952 itu menjadi anggota NATO. Pada tahun 1964, Turki
menjadi anggota asosiasi dari Komunitas Eropa, selama dekade terakhir, telah
melakukan berbagai reformasi untuk memperkuat demokrasi dan ekonomi,
memungkinkan untuk memulai pembicaraan keanggotaan aksesi dengan Uni Eropa.
Turki termasuk
dalam wilayah timur tengah yang terletak di Eropa Tenggara dan Asia barat daya
(yang sebagian barat Turki Bosporus secara geografis bagian dari Eropa),
berbatasan dengan Laut Hitam, antara Bulgaria dan Georgia, dan berbatasan
dengan Laut Aegean dan Laut Mediterania, antara Yunani dan Suriah.
B. Profil
Pendidikan di Turki
Pada awalnya Turki merupakan salah satu negara yang berbentuk
kerajaan. Saat ini pemerintahan turki berbentuk republik yang beribu kota di
Istanbul. Republik Turki termasuk sebagai negara dan memproklamirkan diri
sebagai negara sekuler, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa Islamnya tetap
melekat dan tak terpisahkan dari bangsa Turki. Begitu pun berdampak terhadap
kemajuan pendidikan di negara tersebut.
Pada tahun 1845 di Turki di bentuk Komisi Pendidikan
yang bertugas mempelajari dan mempersiapkan terwujudnya suatu sistem pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Komisi pendidikan itu memberikan
rekomendasi dan beberapa usulan sebagai berikut :
1) Agar diciptakan suatu sistem pendidikan atau persekolahan yang mancakup
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
2) Agar dibentuk suatu departemen khusus yang mengurusi pendidikan dan pengajaran
umum yang disebut sebagai Departemen Pengajaran Umum.
3) Agar didirikan Universitas Kerajaan Utsmani.
Usul tersebut baru mulai direalisasikan pada tahun
1847. Universitas Kerajaan Utsmani didirikan oleh Departemen Pengajaran Umum
dan dijadikan bagian dari Kementrian
Pendidikan. Wajib belajar dengan gratis, selama pendidikan dasar telah
disetujui dengan mulai dibangun dan dipersiapkan sarana pendidikan yang
diperlukan.[3]
Republik Turki menyediakan pendidikan agama yang
ditangani oleh tiga tingkat lembaga yang berbeda. Ketiga tingkat lembaga itu
adalah :
(1) Di Universitas dan di bawah penanganan Menteri Pendidikan Nasional.
(2) Oleh Direktorat Urusan Agama.
(3) Sektor swasta.
Beberapa perguruan tinggi yang berada di bawah kendali
Kementrian Pendidikan Nasional adalah Universitas Ankara (University of Ankara) dan Universitas Erzurum Attaturk (Erzurum Attaturk University), yang
keduanya memiliki Fakultas Teologi.
Direktorat Urusan Agama menjalankan programnya dengan
dua cara. Pertama, melalui pelatihan pekerjaan (job training) dan kedua, pendidikan bagi masyarakat. Untuk yang
pertama, pelatihan pekerjaan ditangani oleh Departemen Pendidikan
Keagamaan dan Pelayanan Keagamaan bagi
masyarakat. Sementara yang kedua, pendidikan bagi masyarakat dilaksanakan dalam
dua bentuk, yaitu :
1) Pendidikan khusus Al-Qur’an; materi intinya adalah pelajaran Al-Qur’an.
2) Pendidikan umum keagamaan; diarahkan pada pembinaan penceramah agama,
imam dan khatib yang biasanya dibutuhkan pada sholat jum’at, pernikahan atau
peristiwa keagamaan lainnya.
Lembaga pendidikan swasta bebas didirikan di Negara Turki, dimana didalamnya banyak
masyarakat muslim yang melaksanakan pendidikan khusus di bidang keislaman.
Umumnya pendidikan swasta ini mencakup pelajaran Al-Qur’an bagi anak-anak,
computer dan terjemahan Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. lembaga
pendidikan agama swasta ini menciptakan kesempatan bagi mereka yang tidak dapat
mengikuti program pelatihan resmi.[4]
Masyarakat Turki tergolong taat beragama. Hal itu
dapat dilihat dari kehadiran mereka di masjid pada hari jum’at atau hari raya.
Bulan suci Ramadhan merupakan contoh baik bagi ukuran seberapa besar keyakinan
agama mereka. Beragam upacara keagamaan dibuat, sekelompok masyarakat
mempersiapkan kamar khusus di apartemen untuk ibadah shalat selama Ramadhan,
kadang kala mereka mengundang imam tertentu untuk tujuan ini.
Di samping itu, selama upacara perkawinan, Al-Qur’an
amat berarti sebagai hadiah bagi mempelai perempuan, termasuk karpet untuk
shalat. Banyak masjid didirikan di Turki. Tidak ada satu desa pun di Anatolia
yang tidak memiliki masjid. Jumlah masjid pun terus bertambah seiring dengan
luas wilayah desa dan jumlah penduduknya.
Pendidikan di turki diatur oleh system nasional yang
didirikan sesuai dengan reformasi Attaturk setelah perang kemerdekaan turki.
Ini adalah system Negara yang diawasi dirancang untuk menghasilkan kelas
professional terampil untuk lembaga sosial dan ekonomi bangsa. Setelah dasar
dari Republik Turki organisasi Departemen Pendidikan secara bertahap
dikembangkan dan direorganisasi dengan UU No. 2287 yang dikeluarkan pada tahun
1933. Kementerian berunah nama menjadi Departemen Pendidikan Nasional Pemuda
dan Olahraga sejak saat itu disebut Departemen Pendidikan Nasional.[5]
Sebelum dasar
republik di Turki, lembaga pendidikan jauh dari memiliki karakter nasional.
Sekolah yang diselenggarakan dalam tiga saluran yang terpisah, yang independen
satu sama lain. Sekolah-sekolah pertama dan yang paling umum dalam organisasi
seperti itu sekolah kabupaten dan Madrasah memiliki Quran dan bahasa Arab
sebagai kurikulum utama. Tipe kedua terdiri dari sekolah reformasi dan sekolah
tinggi mendukung revolusi, yang meliputi serangkaian politik, hukum, reformasi
budaya, sosial dan ekonomi yang diterapkan untuk mengubah Republik muda Turki
menjadi negara bangsa modern, demokratis dan sekuler. Jenis ketiga sekolah
termasuk perguruan tinggi dan sekolah minoritas dengan pendidikan bahasa asing.
Pada tahun
1924 terdapat 479 madrasah ditutup. Kursus agama dihapus dari kurikulum di
sekolah-sekolah tinggi, pada tahun 1927 di sekolah menengah dan sekolah dasar.
Dan pada tahun 1933 Dar-ul-Funun di Istanbul ditutup dan diubah menjadi
Universitas Istanbul.[6]
Pada tahun
1949 instruksi Agama di sekolah-sekolah umum di pulihkan atas perintah tertulis
dari orang tua siswa, setelah perdebatan panjang kemudian pendidikan agama di
sekolah umum diperkenalkan lagi di sekolah dasar, kemudian pada tahun 1956 di
sekolah menengah. Pada tanggal 13 Oktober 1951 pemerintah memutuskan untuk
membuka sekolah-sekolah agama baru. Sekolah pertama kali dikenal sebagai Imam
Hatib School mulai dilaksanakan di
Ankara, Adana, Istanbul, Isparta, Konya dan Kayseri sampai sekarang.[7]
C. Sistem Pendidikan di Turki
Pendidikan di Turki telah menjadi salah satu yang paling penting,
jika bukan yang paling penting, faktor tunggal dalam menentukan penempatan
sosial seseorang. Ini telah digambarkan sebagai ciri khas dari elit, dan telah
ditemukan untuk menjadi kriteria penting yang mendasari perbedaan sosial antara
orang-orang Turki. Pendidikan, Daniel Lerner diamati, membedakan te turks ke
modern, tradisional, dan transisi, sehingga melakukan fungsi penting dalam
proses modernisasi. Pendidikan telah, dan masih dianggap, kondisi yang penting
bagi mobilitas sosial dan penempatan kerja.[8]
Sistem perjenjangan sekolah yang dianut Turki saat ini
mengikuti pola 5-3-3-6 tahun. Jenjang pertama 5 tahun untuk sekolah dasar.
Pendidikan dasar ini dimulai sejak usia 7 hingga 11 tahun atau lebih. Tahap ini
merupakan tahap wajib belajar.
Jenjang selanjutnya yaitu 6 tahun untuk sekolah
menengah yang dibagi atas dua tahap yaitu : 3 tahun pada sekolah menengah
pertama (Ortaukul), yang menerima anak usia 12 -14 tahun, dan 3 tahun pada
tahap tinggi (Lycee), untuk usia 15-17 tahun. Ortaukul merupakan sekolah umum sebagai
persiapan ke perguruan tinggi. Kebanyakan orang tua menghendaki anaknya masuk
ke sekolah umum ini, lalu setamatnya mengambil spesialisasi pendidikan
kejuruan. Lycee juga bersifat umum dan kejuruan, di samping teknik. Sebagian
dari Lycee ini menerapkan sistem co-education, sebagian khusus untuk laki-laki
sebagian lagi khusus untuk perempuan.[9]
Pada
2012, pemerintah mengenalkan sistem pendidikan wajib, yang dikenal dengan
4+4+4. 4 tahun untuk pendidikan dasar, 4 tahun pendidikan menengah dan setelah
itu, 4 tahun berikutnya, siswa diberi kesempatan pilihan untuk memilih jurusan
pendidikan umum atau agama.[10]
Sistem Pendidikan di Turki secara umum dapat dikatakan
hampir sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Adapun sitem pendidikan
nasional Turki yang utama terdiri dari dua bagian:
1. Pendidikan
Formal (Formal Education)
Penddikan
formal adalah sistem sekolah yang terdiri dari lembaga-lembaga pendidikan
prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sama
halnya dengan pendidikan yang ada di Indonesia.
2.
Pendidikan Non-formal (Non-formal
Education)
Sesuai dengan accordance with Basic
LawNo. 1739 for National Education. Undang-Undang Dasar Pendidikan Nasional
Turki. Pendidikan non formal mencakup semua kegiatan yang diselenggarakan di
dalam atau di luar sekolah. [11]
a. Pendidikan
pra-sekolah
Pendidikan pra sekolah adalah
pendidikan yang opsional, bertujuan untuk memberikan kontribusi mental, dan
emosional pada perkembangan fisik siswa untuk membantu mereka memperoleh
kebiasaan baik (ahklak), yang ditekankan pada saat mereka masih di pendidikan
dasar. Pendidikan pra-sekolah diberikan di TK, rumah penitipan anak, pembibitan
kelas di sekolah dasar dan kelas persiapan oleh berbagai departemen, instansi terkait, dan Departemen
Pendidikan Nasional Turki.
Pendidikan anak usia dini meliputi pendidikan
opsional anak antara 36-72 bulan yang berada di bawah usia pendidikan dasar
wajib. Pada tahun akademik 2001-2002, terdapat 256.400 anak didik dan 14.500
guru di 10.500 lembaga pendidikan pra-Primer.[12]
b. Pendidikan
Dasar
Pendidikan dasar, memberikan
pengetahuan dasar pada anak-anak dan memastikan fisik, perkembangan mental dan
moral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pada umumnya terdiri dari
pendidikan anak-anak dalam kelompok usia 6-14 tahun. Pendidikan
Dasar berlangsung 8 tahun. Pendidikan dasar mencakup
pendidikan yang diwajibkan dan digratiskan di sekolah umum. Empat tahun pertama
dari Sekolah Dasar disebut sebagai "Sekolah Dasar Pertama dan empat tahun
kemudian disebut sebagai sekolah dasar ke-2.
Pada sekolah dasar pertama terdapat empat mata
pelajaran inti yang diajarkan di kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 yaitu; Bahasa Turki,
Matematika, Pengetahuan Dasar dan Bahasa Asing. Pada kelas IV, " Pengetahuan
Dasar" diganti dengan Ilmu Sosial Ilmu. Bahasa asing yang diajarkan di
sekolah itu berbeda-beda yang paling umum adalah bahasa Inggris, sementara
beberapa sekolah mengajarkan bahasa Jerman, Perancis atau Spanyol bukan bahasa
Inggris. Beberapa sekolah swasta mengajarkan dua bahasa asing pada waktu yang
sama.[13]
Sedangkan pada sekolah dasar tingkat 2 ada lima
mata pelajaran inti yaitu; Bahasa Turki, matematika, IPA, IPS, dan bahasa
asing. Pada kelas delapan, IPS diganti dengan sejarah dan kewarganegaraan.
c. Pendidikan
Sekunder
Pendidikan sekunder diklasifikasikan
dalam dua kategori lembaga pendidikan, yaitu sekolah menengah umum dan kejuruan
dan sekolah tinggi teknik (lycées) di mana minimal tiga tahun bersekolah
dilaksanakan setelah pendidikan dasar.
1) Pendidikan
Menengah
Sekolah Menengah umum adalah lembaga
pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk institusi pendidikan tinggi. Mereka
menerapkan program tiga tahun lebih dan di atas pendidikan dasar, yang terdiri
dari siswa dalam kelompok umur 15-17 tahun.
2) Pendidikan
Kejuruan
Pendidikan Kejuruan memberikan instruksi khusus dengan
tujuan memberikan pelatihan kemahiran yang berkualitas. Organisasi dan periode
instruksi dari sekolah berbeda. Beberapa dari mereka memiliki program empat
tahun dalam hal ini usia sekolah adalah 15-18 tahun. Tujuan pendidikan menengah adalah untuk
memberikan pengenalan pada siswa dengan budaya umum pada tingkat minimum dan
mempersiapkan mereka dalam mengemban tanggung jawab bagi masyarakat demokratis,
membuat mereka menghormati hak asasi manusia serta mempersiapkan mereka pada
pendidikan yang lebih tinggi atau bisnis ke arah kepentingan kehidupan yang
sejahtera.[14]
Sekolah-sekolah menengah swasta, memiliki kelas persiapan
bahasa asing, sesuai dengan sasaran program pendidikan, dan dalam pendidikan
bahasa asing yang dipadukan dalam kelompok ilmu pengetahuan dan matematika.
d. Pendidikan Tinggi (Higher
education)
Di Turki, pendidikan tinggi meliputi
semua institusi pendidikan setelah pendidikan menengah, yang menyediakan
setidaknya dua tahun pendidikan tinggi dan mendidik siswa untuk melanjutkan ke
jenjang, sarjana, master atau gelar tingkat doktor. Lembaga pendidikan tinggi
terdiri dari universitas, fakultas, institut, sekolah pendidikan tinggi,
konservatori, sekolah kejuruan pendidikan tinggi dan pusat penelitian aplikasi.
Di Turki, eskalasi pendidikan yang lebih tinggi adalah untuk mencapai tingkat
kemampuan dalam menghadapi era globalisasi dunia, baik dari segi kualitas dan
kuantitas, telah diadopsi sebagai tujuan utama. Rencana dan program yang dibuat
selalu mencerminkan persepsi dari rencana itu sendiri.
Tujuan pendidikan tinggi adalah
untuk melatih tenaga kerja dalam suatu system, prinsip-prinsip pendidikan dan
pelatihan kontemporer untuk memenuhi kebutuhan Negara. Namun demikian
dipendidikan tingggi juga disediakan beberapa pendidikan khusus di berbagai
bidang bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah.
Universitas yang terdiri dari
beberapa unit yang dibentuk oleh negara dan oleh hukum sebagai perusahaan
publik memiliki otonomi dalam pengajaran dan penelitian. Selain itu,
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan dan kontrol negara, juga
dapat dibentuk oleh yayasan swasta sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip
yang ditetapkan dalam undang-undang dengan ketentuan bahwa mereka adalah
non-profit di dunia. Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi pokok. Ia
memiliki otonomi akademik dan kepribadian hukum publik. Hal ini bertanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pendidikan tingkat tinggi, penelitian ilmiah
dan publikasi. Setiap universitas terdiri dari fakultas dan sekolah empat
tahun, menawarkan program yang tingkat sarjana, yang kedua dengan penekanan
kejuruan, dan tahun-dua sekolah kejuruan yang menawarkan rekan) tingkat's
(program pra-sarjana dari alam kejuruan ketat. Tingkat pascasarjana program terdiri
dari master dan doktor program, dikoordinasi oleh lembaga untuk studi
pascasarjana.
program magister ditetapkan sebagai
program "dengan tesis" atau "tanpa tesis". program
"Dengan tesis" gelar master yang menyelesaikan pendidikan tertentu
diikuti dengan pengajuan tesis. Sementara itu program "tanpa tesis"
juga bagian penyelesaian dari program sarjana namun disini disebut istilah
proyek. Durasi program ini adalah dua tahun setidaknya. Akses ke program doktor
membutuhkan gelar master.
Program Doktor memiliki jangka waktu
minimal empat tahun yang terdiri penyelesaian kursus, lulus ujian kualifikasi
doktor, serta menyiapkan dan mempertahankan tesis doktor. Medis program
pelatihan khusus untuk program setara tingkat doktor, namun dilakukan
dalam fakultas kedokteran dan pelatihan di rumah sakit yang dimiliki Departemen
Kesehatan dan Organisasi Negara Asuransi Sosial.
D. Tujuan
Pendidikan di Turki
Tujuan
sistem pendidikan di Turki adalah untuk mendidik produktif, individu yang
senang dengan pandangan luas pada urusan dunia yang akan bersatu dalam
kesadaran nasional dan berfikir untuk membentuk sebuah negara yang tidak dapat
dipisahkan, dan akan memberikan kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat
melalui keterampilan mereka. Ini adalah pemikiran yang akan memainkan peranan
dalam pembentukan Turki sebagai bangsa yang kreatif dan membedakan anggotanya
dari dunia modern. Pendidikan di turki yang diatur oleh
Sistem Nasional yang
didirikan sesuai dengan reformasi attaturk bertujuan untuk menghasilkan kelas proffessional
terampil untuk sosial
dan ekonomi lembaga
bangsa.[15]
Pendidikan
nasional Turki memiliki beberapa tujuan akhir, hal ini telah ditetapkan dalam hukum dasar Pendidikan Nasional Nomor 1739 yaitu:
1. Untuk meningkatkan individu yang berkomitmen dan memiliki prinsip, konsep
Nasionalisme seperti yang ditetapkan dalam konstitusi, yang mengadopsi, melindungi dan meningkatkan
nilai-nilai nasional, moral, manusia, spiritual dan budaya bangsa Turki, yang
menyadari tugas dan tanggung jawab mereka terhadap Republik Turki, yang
demokratis, sekuler, dan negara sosial diatur oleh hukum berdasarkan hak asasi
manusia dan prinsip-prinsip dasar yang ditetapkan pada awal konstitusi.
2. Untuk memunculkan individu yang secara fisik, mental, moral,
spiritual dan emosional memiliki kepribadian yang moderat, sehat dan
mentalitas, daya berfikir independen dan ilmiah, pandangan seluruh dunia, yang
menghormati hak asasi manusia, menghargai enterprice dan individualitas, yang
jatuh tanggung jawab terhadap masyarakat.
3. Untuk mempersiapkan individu untuk hidup dengan memastikan bahwa
mereka memiliki profesi yang akan membuat mereka bahagia dan memberikan
kontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui melengkapi mereka dengan
pengetahuan yang diperlukan, keterampilan, sikap dan kebiasaan bekerja secara
kooperatif sejalan dengan kepentingan mereka sendiri, bakat dan kemampuan.[16]
E. Managemen
Pendidikan di Turki
1. Otorita
Badan yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan adalah Milli Egitim Bakanligi (Ministry of National
Education) Milli Egitim Bakanligi (Departemen Pendidikan Nasional) yang dikepalai
seorang menteri. Untuk periode kali ini dikepalai oleh Hüseyin Çelik.
2. Pendanaan
Pada tahun 2002, total pengeluaran
untuk pendidikan di Turki sebesar $ 13,4 miliar, termasuk anggaran negara yang
dialokasikan melalui Departemen Pendidikan Nasional dan swasta dan dana
internasional.[17]
Universitas publik biasanya tidak
memungut biaya mahal dengan biaya $ 15.000 per tahun, dan oleh karena itu,
mayoritas siswa mengikuti pendidikan di lembaga-lembaga publik. Sejak 1998,
perguruan tinggi telah diberikan otonomi yang lebih besar dan didorong untuk
meningkatkan dana melalui kemitraan dengan industri.
3. Kurikulum
Pelajaran yang diajarkan di sekolah
menengah 9 dan kelas 10 adalah: Bahasa Turki, Turki sastra, Matematika, Fisika, Chemistry, Biologi, Geometry, Sejarah Turki, Geografi, Bahasa Inggris, Bahasa Asing (Jerman, Perancis, Italia, Jepang, Arab, Rusia), Keamanan nasional, Studi kesehatan, Electives Profesi Pelajaran (hanya di Sekolah
Tinggi Kejuruan), Kursus Agama (hanya dalam Anatolian Imam Hatip-SMA dan
Imam-Hatip SMA)
Pada akhir sekolah tinggi, selama 12
tahun, siswa mengambil Finishing School Examination dan mereka diminta
untuk melewati ini untuk mengambil OSS dan melanjutkan studi di sebuah
universitas.
F. Perbandingan Pendidikan di Turki dan di Indonesia
Pada tanggal 6 sd 16 Oktober 2008 sebanyak 50 kepala
sekolah RSBI diberangkatkan ke Turki oleh Direktorat Jendral peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional untuk melakukan
studi banding dengan sekolah-sekolah yang ada di negara Turki yang bertaraf
internasional. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk pelatihan
kepemimpinan kepala-kepala sekolah agar memiliki pengetahuan dan wawasan
global.[18]
Pada prinsipnya pendidikan yang ada di negara Turki
hampir sama dengan yang ada di Indonesia, tingkat dasar (Primary School)
ditempuh dalam waktu 8 tahun dan tingkat lanjutan (High School) ditempuh dalam
waktu 4 tahun jadi jumlah semuanya 12 tahun, hal ini sama dengan pendidikan di
Indonesia yaitu 12 tahun yang terdiri dari SD 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3
tahun.
Sistem pendidikan di Turki dimulai dari anak usia 3
sampai 6 tahun dikategorikan Pre School. Periode ini tidak wajib bagi orangtua
untuk mengirim anaknya ke sekolah. Tingkat partisipasi masyarakat mengirim anak
mereka hanya 33% dari usia anak pre school. Pendidikan wajib belajar dimulai
dari anak berusia 6 sampai dengan 14 tahun ( 8 tahun wajib belajar). Sistem
pendidikan di Turki menggabungkan antara sekolah dasar dan SMP, di Indonesia
menjadi satu nama yaitu pendidikan dasar. Setamat dari pendidikan dasar anak
bisa melanjutkan ke sekolah umum (SMA) atau kejuruan (SMK) selama 4 tahun.
Menurut Fajrun Najah (2006)
Pendidikan di Turki dapat lebih maju dibandingkan di negeri kita. Peran
masyarakat dan perusahaan (stakeholder) sangat tinggi, sehingga pendidikan di
Turki lebih maju dibandingkan di Indonesia. Padahal prestasi anak-anak
kita lebih gemilang prestasinya. Anak-anak kita banyak yang
sukses dalam berbagai ajang olympiade sains. Bahkan putra Indonesia semacam
Prof Dr BJ Habibie diakui kemampuannya di dunia internasional. Bahkan
semestinya bangsa kita patut berbangga karena memiliki saintis belia yang
mengukir prestasi tingkat dunia. Berbagai penelitian dari lembaga-lembaga internasional memang menempatkan
Indonesia pada urutan-urutan terakhir dalam strata kualitas pendidikan. Mereka
menilai, kita kurang bermutu, tapi sebenarya bukan disitu letak soalnya.[19]
Konsep pendidikan sekolah berasrama di negara Turki sama
dengan konsep pendidikan di sekolah Indonesia, lokasi yang terisolir dari
keramaian kota menghindari dampak-dampak negatif lingkungan sekitar pemenuhan
fasilitas sarana dan prasarana pendidikan didalam kampus dan melarang seluruh
siswa-siswanya untuk menggunakan televisi, handphone dan lain sebagainya yang
dianggap menggangu proses belajar mengajar.
Rekruitmen murid dilakukan secara selektif dengan
mengutamakan potensi akademik dan kesediaan orangtua untuk membantu semua
program-program sekolah, tenaga-tenaga pendidik yang ada juga melalui proses
seleksi yang ketat tidak sembarang orang bisa menjadi guru disekolah ini,
sehingga guru yang mengajar betul-betul ahli dalam bidangnya dan memiliki
kompetensi yang digariskan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan
kedisplinan yang tinggi, semua guru yang mengajar harus mengacu kepada silabus
yang telah ditentukan dan membuat persiapan mengajar sebelum PBM dimulai.
Selain itu semua guru juga dihimbau untuk berprestasi dalam bidang yang diampu,
baik prestasi akademik maupun non akademik.
Di Turki juga terlihat hubungan kerjasama yang baik
antara sekolah dengan masyarakat. Turki merupakan contoh sangat baik tentang
kedekatan hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar
sekolah. Bahkan sekolah menyediakan kamera monitor yang bisa diakses langsung
oleh orang tua siswa dari rumahnya. Orang tua bisa mengetahui kegiatan anaknya
di sekolah,aktifitasnya didalam kelas dan lain-lain. Jadi orang tua ikut
mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru juga tidak bisa
berbuat macam-macam. Dan guru-guru disana memperlakukan siswa-siswanya dengan
sangat baik.
Nirwan (2009) mengatakan,
kepedulian masyarakat terhadap mutu pendidikan dan memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap kemajuan pendidikan di Turki. Sebagai contoh adalah Sekolah
menengah “ Ahmet Ulusoy”. Lokasi Sekolah menengah Ahmet Ulusoy
ini merupakan sumbangan dari seorang konglemerat di daerah Cankaya yang
bernama Ahmet Ulusoy Sekolah ini merupakan satu dari 7 sekolah di bawah naungan
Atlantik School di daerah Cankaya ( bagian dari kota Ankara). Murid di sekolah ini tinggal di
asrama putera dan puteri. Bagi siswa-siswi yang tinggal bersama orangtua
disediakan bis sekolah untuk antar jemput.[20]
Sekolah dilaksanakn Senin s.d Jumat dari jam 09.00 s.d
16.30. Ilhan Yerli, general manajer yang mengelolah 7 sekolah Atlantik di
daerah Cankaya, mengatakan bahwa tidak hanya orang kaya saja yang peduli akan
pendidikan anak-anak di Turki akan tetapi semua masyarakat juga sangat peduli
akan hal yang satu ini. Semua orang baik kaya maupun orang yang hidup pas-pasan
sudah terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk memajukan pendidikan. Yang lebih
berkesan lagi bahwa setiap penyumbang, besar atau kecil, tidak pernah ikut
campur tentang penggunaan uang yang mereka sumbangkan.
Jadi di Turki baik orang kaya maupun yang hidup pas-pasan
semua sudah terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk kemajuan pendidikan
anak-anak mereka sehingga pendidikan di Turki dapat lebih maju dan merata bagi
semua anak, sedangkan di Indonesia hanya sebagian kecil saja dari orang kaya
dan pengusaha yang membangun sekolah bertaraf Internasional, itupun hanya
mereka yang mempunyai biaya saja yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di
sana karena untuk masuk ke sekolah swasta bertaraf Internasional perlu biaya
yang sangat besar.
G. Refleksi
Bedasarkan berbagai kajian tentang sistem pendidikan di negara maju,
terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan comparative
education bagi pengembangan sistem pendidikan di Indonesia:
1.
Perlunya menumbuhkembangkan ideologi
pancasila dan nilai-nilai kebudayaan lokal dalam pengembangan sistem pendidikan
di Indonesia, hal ini bertujuan agar sistem pendidikan di Indonesia memiliki
pijakan kuat dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan di tataran yang lebih
rendah. Seperti halnya dengan beberapa negara asia timur seperti china, korea
selatan dan jepang, kentalnya ideologi konfusianisme memberikan efek positif
terhadap daya juang siswa dalam kompetisi yang semakin ketat. Budaya kerja
keras dan penegakan disiplin yang ketat merupakan kunci keberhasilan
pembangunan di berbagai negara asia timur tersebut. Sementara nilai-nilai
kebebasan dan kesetaraan dapat kita contoh dari sistem pendidikan di
negara-negara barat.
2.
Perlunya upaya penyadaran masyarakat
tentang nilai penting pendidikan, pendidikan harus dijadikan wadah bagi
pengembangan pembangunan seperti halnya negara-negara asia timur.
3.
Peningkatan mutu tenaga pendidik
yang berkualitas selama pre-service education (melalui LPTK) maupun in-service
education (melalui training dan magang). Guru di Indonesia haruslah ditempatkan
pada posisi tertinggi dalam sistem pendidikan. Hal ini dapat kita tiru dari
negara Finlandia yang menetapkan kualitas dan standar yang tinggi untuk menjadi
seorang guru dengan pendidikan minimal magister (S2).
4.
Jumlah jam pelajaran perlu
diminimalisir seperti yang dilakukan Finlandia, Jepang dan beberapa negara
eropa lainnya. Jumlah jam belajar yang terlalu banyak seringkali dapat
membebani siswa.
5.
Sistem belajar lebih diarahkan kepada
praktek daripada teori seperti yang diberlakukan di Inggris dan Finlandia.
6.
Penyediaan sarana dan prasarana
pembelajaran yang baik, terlebih lagi dengan penyediaan perangkat teknologi
tinggi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan di Turki juga tidak jauh
berbeda dengan Negara-negara yang lainnya, hanya saja pertama kalinya
mendirikan madrasah-madrasah karena pendidikan umum disana pada mulanya
sangatlah sulit karena itulah di Turki mendirikan lembaga-lembaga pendidikan
yang orientasinya pada pendidikan umum. Madrasah-madrasah yang sangat
menonjol pada pra-reformasi, namun kemudian pasca-reformasi pendidikan di Turki
berubah hingga sistem dan abjad pun menjadi berubah pula.
Sedangkan jenjang atau tahapan
pendidikan disana juga tidak jauh berbeda. Di tingkat dasar hanya ditempuh 8
tahun, sekolah menengah ata atau kita kenal SMA selama 3 tahun (Artaokul) yang
siswa-siswinya lebih dikenalkan kepada lapangan kerja serta berbagai macam
teknik, desamping itu juga ada sekolah umun (Lice Sekolah) setelah ia menyelesaikan
di sekolah menengah atas yaitu melanjutkan ke Lice sekolah. Di saat siswa-siswi
di sekolah menengah atas, ia diwajibkan memilih satu bahasa asing yang terdiri
dari 3 / tiga bahasa yaitu bahasa inggris, jerman dan prancis. Baru setelah itu
mereka melanjutkan ke perguruan tinggi di berbagai perguruan tinggi yang mereka
senangi. Dan manajemen pendidikannya dengan cara Otorita, Pendanaan dan
Kurikulum.
Kemajuan yang sudah
dicapai Turki selama 9 tahun terakhir antara lain: pengembangan kurikulum, kemampuan
fisik siswa, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah baru, peningkatan mutu
guru, bimbingan dan konseling serta penggunaan ICT di sekolah. Di Turki baik
orang kaya maupun yang hidup pas-pasan semua sudah terbiasa menyumbangkan uang
mereka untuk kemajuan pendidikan anak-anak mereka sehingga pendidikan di
Turki dapat lebih maju dan merata bagi semua anak, sedangkan di Indonesia hanya
sebagian kecil saja dari orang kaya dan pengusaha yang membangun sekolah
bertaraf Internasional, itupun hanya mereka yang mempunyai biaya saja yang
mendapatkan kesempatan untuk belajar di sana karena untuk masuk ke sekolah
swasta bertaraf Internasional perlu biaya yang sangat besar
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahy, Muhammad. Pemikiran Islam Modern. (Jakarta : Pustaka Panjimas. 1986)
Asmuni, Yusran. PengantarStudi
Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam. (Jakarta:PT.Raja
Grafindo Persada.1998)
Giuli Alasania, Nani Gelovani. Islam and Religious Education in Turky, In IBSU Scientific Journal, 5 (2) 2011
Hamka. Sejarah Umat Islam. (Singapura : Pustaka
Nasional. 2005)
Junaidi,
Mahfud. Imam Hatip School an Islamic Education In
Contemporary Secular Turkey, Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Walisongo:
2014
Najah, Fajrun. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Copyright © 2006 TENDIK diakses tanggal 21 April 2010
Nasution, Harun. Pembaharuan
dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. (Jakarta : PT. Bulan Bintang.
2003)
Putra
Daulay, Haidar, Dinamika Pendidikan Islam
di Asia Tenggara (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Reviews of National Policies for Education Basic
Education in Turkey, BACKGROUND REPORT REPUBLIC OF TURKEY MINISTRY OF NATIONAL
EDUCATION June 2005. Pdf
Salim, Agus.
Perbandingan Pendidikan Islam, (Jepara: INISNU, 2012)
Nirwan (2009),
Laporan Kepala Sekolah RSBI ke Turki di http://khoirulsidikderschone.blogspot.com/2011/11/sistem-dan-kebijakan-pendidikan-di.html
http://rinaldifirdaus.blogspot.com/2009/06/landasan-pendidikan-jep.html. diakses tanggal 3 Mei 2015
See an article in English of March 2012 Modern
Turkey’s new liberal education system in http://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_turkey; diakses tanggal 3 Maret 2015
http://wartasejarah.blogspot.com/2014/06/sejarah-dan-pendidikan-di-turki.html diakses tanggal 4 Maret 2015
Background written by the Ministry of
National Education at The Beginning Of 2002 Overview of the Historical
Development of the Ministry of National Education; in http://en.wikipedia.org/wiki/education_in_Turkey; diakses tanggal 3 Maret 2015
http://rizkialhairiah.blogspot.com diakses tanggal 6 Maret 2015
[1] http://rinaldifirdaus.blogspot.com/2009/06/landasan-pendidikan-jep.html. diakses tanggal 3 Mei 2015
[2] Mahfud Junaidi, Imam Hatip School an Islamic Education In
Contemporary Secular Turkey, Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat IAIN Walisongo. Hal.1
[3] Agus Salim, Perbandingan Pendidikan Islam, (Jepara:
INISNU, 2012), Hlm. 102.
[6] Giuli Alasania, Nani Gelovani. Islam and Religious Education in
Turky, In IBSU Scientific Journal, 5 (2) 2011. Hlm.39
[8] Mahfud Junaidi, Imam Hatip School an Islamic Education In
Contemporary Secular Turkey, Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat IAIN Walisongo. Hlm. 59
[10] See an article in English of March 2012 Modern Turkey’s new
liberal education system in http://en.wikipedia.org/wiki/Education_in_turkey; diakses tanggal 3 Maret 2015
[11] http://wartasejarah.blogspot.com/2014/06/sejarah-dan-pendidikan-di-turki.html diakses tanggal 4 Maret 2015
[12] Taken from the Education Statistics by the Ministry of Education for 2002; dikases
tanggal 4 Maret 2015
[14] Decision of the Turkish Ministry of National Education (in Turkish). 2002 nreport of the Ministry for Education
on Higher Education; diakses tanggal 4 Maret 2015
[15] Mahfud Junaidi, Imam Hatip School an Islamic Education In
Contemporary Secular Turkey, Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat IAIN Walisongo. Hlm. 59
[16] Mahfud Junaidi, Imam Hatip School an Islamic Education In
Contemporary Secular Turkey, Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat IAIN Walisongo. Hlm. 59
[17] Background written by the Ministry of National Education at The
Beginning Of 2002 Overview of the Historical Development of the Ministry of
National Education; in http://en.wikipedia.org/wiki/education_in_Turkey; diakses tanggal 3 Maret 2015
[19] Fajrun Najah (2006), Direktorat Jendral Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Copyright © 2006 TENDIK diakses tanggal 5 Maret 2015
[20] Nirwan (2009), Laporan Kepala Sekolah RSBI ke Turki di http://khoirulsidikderschone.blogspot.com/2011/11/sistem-dan-kebijakan-pendidikan-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar