Rabu, 15 Februari 2012

Proposal Kualitatif


UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI BAHASA ARAB
DI MADRASAH TSANAWIYAH INSAN CENDEKIA
SANGATTA UTARA
 TAHUN PELAJARAN 2011/2012


PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk mengadakan penelitian

OLEH :
ALI ANWAR
NIM : 09.01.0055












SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SANGATTA
( STAIS )
KABUPATEN KUTAI TIMUR
2011






UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI BAHASA ARAB
DI MADRASAH TSANAWIYAH INSAN CENDEKIA
SANGATTA UTARA
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat berkomunikasi antar manusia yang satu dengan yang lain, individu dengan individu, individu dengan masyarakat guna mencapai maksud-maksud serta kepentingan-kepentingan baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan. Sehubungan dengan ini pengajaran bahasa Arab sangat erat kaitannya dengan muhadasah. Melalui muhadasah siswa dapat berkomunikasi secara langsung dengan siswa yang lain dan akan membiasakan bagi diri siswa berbahasa Arab serta akan dapat menghindari kekuatan dalam menggunakan bahasa Arab guna mengungkapkan maksud-maksud yang ingin disampaikan, maka dengan demikian bahasa bukan saja alat untuk berkomunikasi antar satu Negara dengan Negara yang lain, tetapi lebih luas dari pada itu bahasa merupakan suatu kebutuhan sehingga pengembangannya pun menuntut manusia kepada kemampuan dan penguasaan berbahasa.
Adapun mempelajari bahasa Arab adalah merupakan suatu kebutuhan pokok umat Islam sedunia karena satu-satunya bahasa yang dapat dipergunakan untuk berkomunikasi secara vertikal hamba dengan kholiknya dalam beribadah khususnya ibadah sholat (Bahasa Arab, 2007:1). Bahasa Arab merupakan satu-satunya bahasa agama Islam dan mempelajarinya maksud dan tujuan agar dapat mudah bisa membaca al-Qur’an dengan baik mampu memahami, mengerti, dan menghayati makna yang terkandung didalam al-Qur’an itu sendiri maupun dalam al-hadist dan kitab-kitab agama serta ilmu pengetahuan yang berbahasa Arab, bahkan Allah SWT memberikan kelebihan bahasa Arab sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat Azzuhruf ayat 3 yang berbunyi :
      
Artinya : Sesungguhnya kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya)1.
Belajar bahasa Arab berarti harus sadar dengan seluruh daya upaya untuk membentuk kebiasaan baru, dengan bahasa Arab yang sedang dipelajarinya.
Adalah suatu kenyataan disadari maupun tidak disadari bahwa umat Islam dalam mempelajari bahasa Arab membutuhkan waktu yang cukup lama, lebih-lebih dalam mengembangkan bahasa Arab untuk komunikasi sehari-hari berbeda dengan bahasa asing lainnya seperti bahasa Inggris, Jepang, Prancis, dimana orang banyak mempelajari bahasa tersebut dalam waktu yang relatif singkat sudah mahir dan bisa dijadikannya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari bagi mereka yang sudah menguasainya.
Pada umumnya pengembangan bahasa Arab sering dijumpai di pondok-pondok pesantren yang mana bahasa Arab dijadikan bukan hanya sekedar untuk dapat memahami kitab-kitab klasik Islam secara mendalam, tetapi juga dikembangkan dan dimasyarakatkan pemakaiannya untuk berkomunikasi dan berekspresi. Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara berusaha untuk mengembangkan bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari dikalangan Madrasah. Usaha tersebut dilakukan dengan mengadakan pelajaran bahasa Arab dan juga Arabic Club yang menunjang tercapainya komunikasi sesuai yang diharapkannya. Dalam pengembangan pelajaran bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari tidak cukup dengan menjawab murid untuk berbahasa Arab setiap harinya, namun harus ditunjang sarana dan prasarana yang cukup memadai, dan guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara. Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengajaran bahasa Arab di dalam suatu lembaga pendidikan yaitu, upaya meningkatkan komunikasi bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
B. Fokus Penelitian
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Langkah apa yang dilakukan guru bahasa Arab dan Arabic Club dalam meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
  2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Arab dan Arabic Club guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
2. Tujuan Penelitian
  1. Ingin mengetahui bagaimana seorang guru bahasa Arab maupun Arabic Club di dalam memaksimalkan pengajaran bahasa Arab maupun Arabic Club guna meningkatkan berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
  2. Ingin mengetahui kendala-kendala apa saja dalam pengajaran bahasa Arab maupun Arabic Club di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
3. Manfaat Penelitian
Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan agar bermanfaat sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi para guru bahasa Arab dan Arabic Club guna menemukan adanya problem di dalam pengajaran bahasa Arab untuk meningkatkan siswa dalam berkomunikasi bahasa Arab.
b. Untuk menambah kepustakaan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri khususnya pada bidang studi bahasa Arab guna menciptakan generasi yang berpengetahuan sempurna.
2) Manfaat Praktis
a. Bermanfaat bagi penulis dan juga guru untuk mengetahui strategi atau langkah apa yang dilakukan seorang guru didalam meningkatkan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
b. Dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui problem-problem di dalam pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
c. Bermanfaat bagi para guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan baik secara formal maupun non formal serta bisa dijadikan sebagai pedoman dalam masyarakat bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari.
C. Gambaran Umum
Penelitian ini diadakan di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara adapun alasan mengadakan penelitian lokasi ini, karena madrasah Insan Cendekia merupakan madrasah yang penulis sudah mengenal kondisinya dan penulis merupakan salah satu tenaga Tata Usaha pada madrasah tersebut. Disamping itu juga lokasi madrasah tsanawiyah Insan Cendekia mudah di jangkau oleh penulis, karena lokasi madrasah tsanawiyah Insan Cendekia berderajat dengan tempat tinggal penulis.
D. Telaah Pustaka
1. Pengertian
Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar)2
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain (Ruben dan steward 1998:16)
Bahasa Arab, bagi umat Islam bahasa Arab adalah sangat penting, bahasa ini selalu digunakan dalam berbagai ritual Ibadah, Kajian kitab, dan komunikasi dalam masyarakat muslim dan merupakan mata pelajaran yang mengembangkan ketrampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, prasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, oleh karena itu patutlah kiranya upaya penguasaan bahasa Arab mulai ditanamkan pada generasi mudanya, termasuk siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia adalah nama sebuah lembaga pendidikan formal tingkat menengah pertama yang terletak di Sangatta Utara. Sangatta Utara adalah salah satu kecamatan di Kutai Timur
Berdasarkan arti kata-kata di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengertian judul di atas adalah permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat tercapainya tujuan dalam bidang studi bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
2. Alasan-Alasan
Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah
a. Mengingat bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang harus di ketahui oleh segenap siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia pada khususnya. Oleh sebab itu perlu di ketahui bagaimana bentuk problem tersebut, apa penyebabnya, bagaimana cara mengatasinya dan upaya apa yang harus dilakukan guna mencapai tujuan.
b. Mengingat bahwa bahasa Arab merupakan bahasa pokok bagi kaum muslim dalam melaksanakan pengabdiannya kepada Allah dan merupakan kunci yang dapat menunjang keberhasilan, didalam memperdalam A-Qur’an, Al-hadis maupun kitab-kitab lain yang menggunakan bahasa Arab.
c. Menurut pengetahuan penulis belum ada yang meneliti upaya meningkatkan komunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Demikian alasan-alasan yang dapat penulis komunikasi di dalam memilih judul ini.
3. Tujuan Pengajaran :
Tujuan adalah rumusan keinginan yang akan di capai dengan pengajaran. Rumusan ini bukanlah didapat sambilan, tapi setelah melalui berbagai pertimbangan kepentingan yang jelas, tujuan pengajaran adalah pengembangan dan penjabaran dari tujuan pendidikan3.
Tapi kebanyakan tujuan pengajaran di berikan batasan-batasan resmi secara luas dan umum4.
Misalnya tujuan pengajaran bahasa Arab di tingkat Ibtidaiyah tentunya berbeda dengan tujuan pengajaran bahasa Arab ditingkat Tsanawiyah. Begitu juga tujuan pengajaran bahasa Arab di tingkat Tsanawiyah akan berbeda dengan tujuan pengajaran bahasa Arab ditingkat Aliyah.
Dengan adanya perbedaan tingkatan-tingkatan individu itu mengakibatkan perbedaan juga tujuan pengajaran bahasa Arab, namun penulis telah membatasi diri dalam membicarakan tujuan pengajaran bahasa Arab ditingkat Tsanawiyah khususnya Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Dengan demikian sasaran penulis adalah apa, bagaimana, dan untuk apa pelajaran bahasa Arab diberikan di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara. Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan mengangkat kurikulum pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah bidang studi bahasa Arab, secara umum memiliki tujuan agar para peserta didik berkembang dalam hal:

a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik.
b. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulisan pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam interaktif dan menyenangkan.
c. Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan.
d. Perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak 1000 kata dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang diprogramkan meliputi tema tentang kegiatan sehari-hari, aqidah dan ibadah rasionalisasi penguasaan 1000 kata tersebut adalah 300 kata pada jenjang Ibtidaiyah dan 700 kata pada jenjang Tsanawiyah5
4. Fungsi Tujuan
Kegiatan pengajaran harus mempunyai tujuan, karena setiap kegiatan yang tidak punya tujuan akan berjalan meraba-raba, tak tentu arah dan tujuan. Tujuan yang jelas dan berguna akan membuat orang jadi lebih giat, terarah dan sungguh-sungguh. Karena itu tujuan pengajaran harus berfungsi sebagai berikut :

a. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengajaran;
b. Penentu arah kegiatan pengajaran;
c. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam menyusun rencana kegiatan pengajaran;
d. Bahan pokok yang akan dikembangkan dalam memperdalam dan memperluas ruang lingkup pengajaran;
e. Pedoman untuk mencegah atau menghindari penyimpangan kegiatan6.
5. Merumuskan Tujuan
Untuk dapat menjadikan tujuan tertentu sebagai petunjuk operasioanal, yakni sebagai petunjuk yang kongkrit untuk mengajar, sudah dijelaskan tujuan guru itu harus dirumuskan secara khusus. Untuk memungkinkan guru itu mengukur perubahan yang mungkin terjadi kearah tercapainya tujuan khusus itu, maka selanjutnya rumusan itu harus ditinjau dan dipusatkan pada perubahan tingkah laku siswa. Dan akhirnya untuk mendudukkan tujuan itu dalam rangka yang fungsional dengan tujuan akhir maka perumusan itu harus pula realistik, tiga buah sifat harus di jadikan sebagai pedoman untuk perumusan tujuan operasional yang baik ialah bahwa tujuan itu harus :
a. Bepusat pada perubahan tingkah laku murid;
b. Mengkhususkan dalam bentuk-bentuk yang terbatas ;
c. Realistik bagi kebutuhan perkembangan pelajar tersebut.7.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena data yang dibutuhkan penulis dalam menyusun proposal ini hanya berupa keterangan, penjelasan, dan informasi-informasi lisan saja. Pendekatan kualitatif merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi mengenai persoalan-persoalan yang terjadi dilapangan atau lokasi penelitian.
Penelitian kualitatif ini dapat diuraikan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Bahwa penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati8.
Dari kutipan di atas memberikan gambaran bahwa dengan pendekatan kualitatif penulis berusaha untuk mendapatkan data deskriptif, berupa lisan atau tulisan dari perilaku yang diamati berupa keterampilan berkomunikasi berbahasa Arab dan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Adapun dalam memaparkan data dan temuan dalam pembahasan, penulis akan mengemukakannya secara deskriptif yaitu data yang di kumpulkan berupa kata-kata dan bukan angka serta diuraikan secara alamiah. Demikian pula dalam menganalisa datanya penulis menggunakan analisa data induktif, dan dalam proses pengumpulan data penulis disini lebih banyak berhubungan dengan responden lansung.
2. Sumber Data.
Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh (Arikunto, 2002 : 107 ).
Dalam mengadakan penelitian sangatlah dibutuhkan berbagai sumber data dalam keseluruhan subyek dan obyek penelitian yang dipergunakan sebagai sumber maka sangat perlu dijelaskan suatu Teknik. Adapun Teknik yang di gunakan disini adalah Teknik populasi.
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian“. (Arikunto, 2002:108). Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara, sedangkan yang menjadi subjeknya adalah seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara. Mengingat populasi dalam penelitian ini cukup besar, maka penulis menggunakan sample yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. (Arikunto, 2002:109) dalam menentukan jumlah sampel penelitian ini, penulis mengacu pada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika subjeknya besar bisa diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dan persentase yang penulis ambil dari sekian banyak siswa adalah 25%.
4. Metode Pengumpulan Data.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Metode Observasi

Yang dimaksud dengan observasi dalam pelaksanaan penelitian adalah cara atau teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan mengamati situasi dan kondisi atau gejala-gejala yang diselidiki. Dalam pengertian lain dikatakan “observasi disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra“. (Arikunto, 2002 : 204)
Alasan penelitian mengadakan metode observasi (pengamatan) ini karena :
a) Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung;
b) Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagai mana yang terjadi pada keadaan sebenarnya;
c) Teknik pengamatan memungkinkan penelitian maupun memahami situasi-situasi yang rumit;
d) Dalam kasus-kasus tertentu di mana Teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat .9
Jadi yang dimaksud dengan metode observasi ( pengamatan) dalam pengumpulan data disini adalah strategi atau cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara cermat dan teliti baik itu secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek atau subyek yang ditelitinya.
Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data-data tentang proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia pada bidang studi bahasa Arab dan Arabic Club, dan fasilitas pendukung dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Arab terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Adapun yang menjadi responden dalam mengumpulkan data ini adalah guru bahasa Arab dan Arabic Club Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia dan siswa. Observasi dapat dilakukan dengan cara Observasi partisipatif, yang dilakukan oleh pengamatan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan dan peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati.10
b. Metode Interview
Dalam buku prosedur penelitian, dikatakan interview juga sering disebut dengan wawancara, adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informai dan id melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.11
Jadi yang dimaksud dengan interview adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog antar dua orang atau lebih dengan cara bertatap muka untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Bertolak dari pengertian diatas maka interview dalam pengertian ini digunakan interview bebas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan suasana pembicaraan yang akrab dan alami jangan sampai kaku. Adapun data yang dibutuhkan dengan menggunakan interview ini adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan komunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia, keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Arab, dan problema yang di hadapi guru dalam pengajaran bahasa Arab.
Dalam mendapatkan data interview ini penulis mewawancarai beberapa pihak seperti kepala sekolah dan guru bidang bahasa Arab dan Arabic Club.

5. Analisa Data.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, proses selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menganalisa data-data yang sudah terkumpul.
“Analisa data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hail wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat keimpulan sehinggah mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.12 Analisa data disini penulis maksudkan adalah sebagai suatu langkah yang sangat kritis dalam suatu penelitian. Dari data-data yang berhasil penulis kumpulan dengan upaya menganalisa data guna memperoleh data-data yang valid maka yang harus dilakukan penelitian adalah mengorganisasikan data, mengelompokkan data yang terdiri dari hasil observasi dan wawancara.
Untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat kualitatif hanya bias digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori tersendiri karena dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan data deskriptif, maka dalam menganalisa data-data tersebut penulis menggunakan analisa data yang bersifat induktif yaitu suatu analisa yang memandang semua permasalahan secara khusus kemudian disimpulkan secara intensif dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.

1 Depag RI, Alqur’an dan Terjemah . 1997

2 Powo darminto, Kamus besar Indonesia. Hal.138

3 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. Ke-2 hal 73

4 Winarno Surakhmad, dalam  “Ketika guru mengajar, apakah murid belajar?”(2003), hal. 39

5 Standar, Kompetensi Kurikulum 2004, 2005:3

6 Zakiah Daradjad, loc. cit

7 Winarno, loc. cit

8 Bogdan. Lexy J. Moleong “. jilid II,

9 Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet.8, hal 228

10 Ibid, hal.227

11 Ibid, hal.231

12 Ibid, Hal. 244

Tidak ada komentar: