UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI
BAHASA ARAB
DI MADRASAH TSANAWIYAH INSAN CENDEKIA
SANGATTA UTARA
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk
mengadakan penelitian
OLEH :
ALI ANWAR
NIM
: 09.01.0055
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM SANGATTA
( STAIS
)
KABUPATEN KUTAI TIMUR
2011
UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI
BAHASA ARAB
DI MADRASAH TSANAWIYAH INSAN CENDEKIA
SANGATTA UTARA
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat berkomunikasi
antar manusia yang satu dengan yang lain, individu dengan individu,
individu dengan masyarakat guna mencapai maksud-maksud serta
kepentingan-kepentingan baik secara lisan maupun dalam bentuk
tulisan. Sehubungan dengan ini pengajaran bahasa Arab sangat erat
kaitannya dengan muhadasah. Melalui muhadasah siswa dapat
berkomunikasi secara langsung dengan siswa yang lain dan akan
membiasakan bagi diri siswa berbahasa Arab serta akan dapat
menghindari kekuatan dalam menggunakan bahasa Arab guna
mengungkapkan maksud-maksud yang ingin disampaikan, maka dengan
demikian bahasa bukan saja alat untuk berkomunikasi antar satu Negara
dengan Negara yang lain, tetapi lebih luas dari pada itu bahasa
merupakan suatu kebutuhan sehingga pengembangannya pun menuntut
manusia kepada kemampuan dan penguasaan berbahasa.
Adapun mempelajari bahasa Arab adalah merupakan suatu kebutuhan pokok
umat Islam sedunia karena satu-satunya bahasa yang dapat dipergunakan
untuk berkomunikasi secara vertikal hamba dengan kholiknya dalam
beribadah khususnya ibadah sholat (Bahasa Arab, 2007:1). Bahasa Arab
merupakan satu-satunya bahasa agama Islam dan mempelajarinya maksud
dan tujuan agar dapat mudah bisa membaca al-Qur’an dengan baik
mampu memahami, mengerti, dan menghayati makna yang terkandung
didalam al-Qur’an itu sendiri maupun dalam al-hadist dan
kitab-kitab agama serta ilmu pengetahuan yang berbahasa Arab, bahkan
Allah SWT memberikan kelebihan bahasa Arab sebagaimana firman-Nya
dalam al-Qur’an surat Azzuhruf ayat 3 yang berbunyi :
Artinya : Sesungguhnya kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab
supaya kamu memahami (nya)1.
Belajar bahasa Arab berarti harus sadar dengan seluruh daya upaya
untuk membentuk kebiasaan baru, dengan bahasa Arab yang sedang
dipelajarinya.
Adalah suatu kenyataan disadari maupun tidak disadari bahwa umat
Islam dalam mempelajari bahasa Arab membutuhkan waktu yang cukup
lama, lebih-lebih dalam mengembangkan bahasa Arab untuk komunikasi
sehari-hari berbeda dengan bahasa asing lainnya seperti bahasa
Inggris, Jepang, Prancis, dimana orang banyak mempelajari bahasa
tersebut dalam waktu yang relatif singkat sudah mahir dan bisa
dijadikannya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari bagi mereka yang
sudah menguasainya.
Pada umumnya pengembangan bahasa Arab sering dijumpai di
pondok-pondok pesantren yang mana bahasa Arab dijadikan bukan hanya
sekedar untuk dapat memahami kitab-kitab klasik Islam secara
mendalam, tetapi juga dikembangkan dan dimasyarakatkan pemakaiannya
untuk berkomunikasi dan berekspresi. Madrasah
Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara
berusaha untuk mengembangkan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi sehari-hari dikalangan Madrasah.
Usaha tersebut dilakukan dengan mengadakan pelajaran bahasa Arab
dan juga Arabic Club yang menunjang tercapainya komunikasi
sesuai yang diharapkannya. Dalam pengembangan pelajaran bahasa Arab
sebagai alat komunikasi sehari-hari tidak cukup dengan menjawab murid
untuk berbahasa Arab setiap harinya, namun harus ditunjang sarana dan
prasarana yang cukup memadai, dan guna meningkatkan kemampuan
berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan
Cendekia Sangatta Utara. Bertitik tolak dari uraian di atas,
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan
dengan pengajaran bahasa Arab di dalam
suatu lembaga pendidikan yaitu, upaya meningkatkan
komunikasi bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Insan
Cendekia Sangatta Utara.
B. Fokus Penelitian
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di kemukakan rumusan
masalah sebagai berikut :
- Langkah apa yang dilakukan guru bahasa Arab dan Arabic Club dalam meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
- Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Arab dan Arabic Club guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
2. Tujuan Penelitian
- Ingin mengetahui bagaimana seorang guru bahasa Arab maupun Arabic Club di dalam memaksimalkan pengajaran bahasa Arab maupun Arabic Club guna meningkatkan berkomunikasi bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
- Ingin mengetahui kendala-kendala apa saja dalam pengajaran bahasa Arab maupun Arabic Club di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
3. Manfaat Penelitian
Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan agar bermanfaat
sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan sebagai sumbangan bagi para
guru bahasa Arab dan Arabic Club guna menemukan adanya problem di
dalam pengajaran bahasa Arab untuk meningkatkan siswa dalam
berkomunikasi bahasa Arab.
b. Untuk menambah kepustakaan dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan itu sendiri khususnya pada bidang studi bahasa Arab guna
menciptakan generasi yang berpengetahuan sempurna.
2) Manfaat Praktis
a. Bermanfaat bagi penulis dan juga guru untuk
mengetahui strategi atau langkah apa yang dilakukan seorang guru
didalam meningkatkan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah
Insan Cendekia Sangatta Utara.
b. Dapat bermanfaat
bagi penulis untuk mengetahui problem-problem di dalam pengajaran
bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia
Sangatta Utara.
c. Bermanfaat
bagi para guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan baik secara
formal maupun non formal serta bisa dijadikan sebagai pedoman dalam
masyarakat bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari.
C. Gambaran Umum
Penelitian ini diadakan di Madrasah Tsanawiyah
Insan Cendekia Sangatta Utara adapun alasan mengadakan penelitian
lokasi ini, karena madrasah Insan Cendekia merupakan madrasah yang
penulis sudah mengenal kondisinya dan penulis merupakan salah satu
tenaga Tata Usaha pada madrasah tersebut. Disamping itu juga lokasi
madrasah tsanawiyah Insan Cendekia mudah di jangkau oleh penulis,
karena lokasi madrasah tsanawiyah Insan Cendekia berderajat dengan
tempat tinggal penulis.
D. Telaah Pustaka
1. Pengertian
Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk
mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar)2
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain (Ruben dan steward
1998:16)
Bahasa Arab, bagi umat Islam bahasa Arab adalah
sangat penting, bahasa ini selalu digunakan dalam berbagai ritual
Ibadah, Kajian kitab, dan komunikasi dalam masyarakat muslim dan
merupakan mata pelajaran yang mengembangkan ketrampilan berkomunikasi
lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, prasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya, oleh karena itu patutlah kiranya upaya penguasaan bahasa
Arab mulai ditanamkan pada generasi mudanya, termasuk siswa-siswa
Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Madrasah Tsanawiyah Insan
Cendekia adalah nama sebuah lembaga pendidikan formal tingkat
menengah pertama yang terletak di Sangatta Utara.
Sangatta Utara adalah salah
satu kecamatan di Kutai Timur
Berdasarkan arti kata-kata di atas penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa pengertian judul di atas adalah
permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat tercapainya tujuan
dalam bidang studi bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia
Sangatta Utara.
2. Alasan-Alasan
Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah
a. Mengingat bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang harus di ketahui
oleh segenap siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Insan
Cendekia pada khususnya. Oleh sebab itu perlu di ketahui
bagaimana bentuk problem tersebut, apa penyebabnya,
bagaimana cara mengatasinya dan upaya apa yang
harus dilakukan guna mencapai tujuan.
b. Mengingat bahwa bahasa Arab merupakan bahasa pokok bagi kaum
muslim dalam melaksanakan pengabdiannya kepada Allah dan merupakan
kunci yang dapat menunjang keberhasilan, didalam memperdalam
A-Qur’an, Al-hadis maupun kitab-kitab lain yang menggunakan bahasa
Arab.
c. Menurut pengetahuan penulis belum ada
yang meneliti upaya meningkatkan komunikasi
bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia
Sangatta Utara.
Demikian alasan-alasan yang dapat penulis komunikasi di dalam memilih
judul ini.
3. Tujuan Pengajaran :
Tujuan adalah rumusan keinginan yang akan di capai dengan pengajaran.
Rumusan ini bukanlah didapat sambilan, tapi setelah melalui berbagai
pertimbangan kepentingan yang jelas, tujuan pengajaran adalah
pengembangan dan penjabaran dari tujuan pendidikan3.
Tapi kebanyakan tujuan pengajaran di berikan batasan-batasan resmi
secara luas dan umum4.
Misalnya tujuan pengajaran bahasa Arab di tingkat Ibtidaiyah tentunya
berbeda dengan tujuan pengajaran bahasa Arab ditingkat Tsanawiyah.
Begitu juga tujuan pengajaran bahasa Arab di tingkat Tsanawiyah akan
berbeda dengan tujuan pengajaran bahasa Arab ditingkat Aliyah.
Dengan adanya perbedaan tingkatan-tingkatan individu itu
mengakibatkan perbedaan juga tujuan pengajaran bahasa Arab, namun
penulis telah membatasi diri dalam membicarakan tujuan pengajaran
bahasa Arab ditingkat Tsanawiyah khususnya Madrasah Tsanawiyah Insan
Cendekia Sangatta Utara.
Dengan demikian sasaran penulis adalah apa, bagaimana, dan untuk apa
pelajaran bahasa Arab diberikan di Madrasah
Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Untuk menjawab pertanyaan ini, penulis akan mengangkat kurikulum
pengajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah.
Dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah bidang studi bahasa Arab, secara
umum memiliki tujuan agar para peserta didik berkembang dalam hal:
a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara
baik.
b. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks
tulisan pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang
beragam interaktif dan menyenangkan.
c. Menulis kreatif meskipun pendek
sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi,
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
d. Perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak
1000 kata dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang
diprogramkan meliputi tema tentang kegiatan sehari-hari, aqidah dan
ibadah rasionalisasi penguasaan 1000 kata tersebut adalah 300 kata
pada jenjang Ibtidaiyah dan 700 kata pada jenjang Tsanawiyah5
4. Fungsi Tujuan
Kegiatan pengajaran harus mempunyai tujuan, karena setiap kegiatan
yang tidak punya tujuan akan berjalan meraba-raba, tak tentu arah dan
tujuan. Tujuan yang jelas dan berguna akan membuat orang jadi lebih
giat, terarah dan sungguh-sungguh. Karena itu tujuan pengajaran harus
berfungsi sebagai berikut :
a. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan
pengajaran;
b. Penentu arah kegiatan pengajaran;
c. Titik pusat perhatian dan pedoman dalam menyusun rencana kegiatan
pengajaran;
d. Bahan pokok yang akan dikembangkan dalam memperdalam dan
memperluas ruang lingkup pengajaran;
e. Pedoman untuk mencegah atau menghindari penyimpangan kegiatan6.
5. Merumuskan Tujuan
Untuk dapat menjadikan tujuan tertentu sebagai petunjuk operasioanal,
yakni sebagai petunjuk yang kongkrit untuk mengajar, sudah dijelaskan
tujuan guru itu harus dirumuskan secara khusus. Untuk memungkinkan
guru itu mengukur perubahan yang mungkin terjadi kearah tercapainya
tujuan khusus itu, maka selanjutnya rumusan itu harus ditinjau dan
dipusatkan pada perubahan tingkah laku siswa. Dan akhirnya untuk
mendudukkan tujuan itu dalam rangka yang fungsional dengan tujuan
akhir maka perumusan itu harus pula realistik, tiga buah sifat harus
di jadikan sebagai pedoman untuk perumusan tujuan operasional yang
baik ialah bahwa tujuan itu harus :
a. Bepusat pada perubahan tingkah laku murid;
b. Mengkhususkan dalam bentuk-bentuk yang terbatas ;
c. Realistik bagi kebutuhan perkembangan pelajar tersebut.7.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan ini digunakan karena data yang dibutuhkan penulis dalam
menyusun proposal ini hanya berupa
keterangan, penjelasan, dan informasi-informasi lisan saja.
Pendekatan kualitatif merupakan suatu cara untuk mendapatkan data
atau informasi mengenai persoalan-persoalan yang terjadi dilapangan
atau lokasi penelitian.
Penelitian kualitatif ini dapat diuraikan sebagaimana yang
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Bahwa penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang dapat diamati8.
Dari kutipan di atas memberikan gambaran bahwa dengan pendekatan
kualitatif penulis berusaha untuk mendapatkan data deskriptif, berupa
lisan atau tulisan dari perilaku yang diamati berupa keterampilan
berkomunikasi berbahasa Arab dan pengajaran bahasa Arab
di Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia
Sangatta Utara.
Adapun dalam memaparkan data dan temuan dalam pembahasan, penulis
akan mengemukakannya secara deskriptif yaitu data yang di kumpulkan
berupa kata-kata dan bukan angka serta diuraikan secara alamiah.
Demikian pula dalam menganalisa datanya penulis menggunakan analisa
data induktif, dan dalam proses pengumpulan data penulis disini lebih
banyak berhubungan dengan responden lansung.
2. Sumber Data.
Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek
darimana data diperoleh (Arikunto, 2002 : 107 ).
Dalam mengadakan penelitian sangatlah dibutuhkan berbagai sumber data
dalam keseluruhan subyek dan obyek penelitian yang dipergunakan
sebagai sumber maka sangat perlu dijelaskan suatu Teknik. Adapun
Teknik yang di gunakan disini adalah Teknik populasi.
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian“. (Arikunto,
2002:108). Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Madrasah
Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara,
sedangkan yang menjadi subjeknya adalah seluruh siswa Madrasah
Tsanawiyah Insan Cendekia Sangatta Utara.
Mengingat populasi dalam penelitian ini cukup besar, maka penulis
menggunakan sample yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. (Arikunto, 2002:109) dalam menentukan jumlah sampel
penelitian ini, penulis mengacu pada pendapat Arikunto yang
menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik di
ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Sedangkan jika subjeknya besar bisa diambil antara 10% - 15% atau 20%
- 25% atau lebih. Dan persentase yang penulis ambil dari sekian
banyak siswa adalah 25%.
4. Metode Pengumpulan Data.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Yang dimaksud dengan observasi dalam pelaksanaan penelitian adalah
cara atau teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan
mengamati situasi dan kondisi atau gejala-gejala yang diselidiki.
Dalam pengertian lain dikatakan “observasi disebut juga dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indra“. (Arikunto, 2002 :
204)
Alasan penelitian mengadakan metode observasi (pengamatan) ini karena
:
a) Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung;
b) Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagai mana yang
terjadi pada keadaan sebenarnya;
c) Teknik pengamatan memungkinkan
penelitian maupun memahami situasi-situasi yang rumit;
d) Dalam kasus-kasus tertentu di mana
Teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat
menjadi alat yang sangat bermanfaat .9
Jadi yang dimaksud dengan metode observasi ( pengamatan) dalam
pengumpulan data disini adalah strategi atau cara pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan secara cermat dan teliti baik itu secara
langsung maupun tidak langsung terhadap obyek atau subyek yang
ditelitinya.
Metode observasi digunakan untuk mendapatkan data-data tentang proses
belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah
Insan Cendekia pada bidang studi bahasa
Arab dan Arabic Club, dan fasilitas
pendukung dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Arab
terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia
Sangatta Utara.
Adapun yang menjadi responden dalam mengumpulkan data ini adalah guru
bahasa Arab dan Arabic Club Madrasah
Tsanawiyah Insan Cendekia dan siswa.
Observasi dapat dilakukan dengan cara Observasi partisipatif, yang
dilakukan oleh pengamatan menggunakan pedoman sebagai instrument
pengamatan dan peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati.10
b. Metode Interview
Dalam buku prosedur penelitian, dikatakan interview juga sering
disebut dengan wawancara, adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informai dan id melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.11
Jadi yang dimaksud dengan interview adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara dialog antar dua orang atau lebih dengan
cara bertatap muka untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Bertolak dari pengertian diatas maka interview dalam pengertian ini
digunakan interview bebas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
suasana pembicaraan yang akrab dan alami jangan sampai kaku. Adapun
data yang dibutuhkan dengan menggunakan interview ini adalah upaya
yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan komunikasi bahasa Arab di
Madrasah Tsanawiyah Insan Cendekia,
keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Arab, dan problema yang di
hadapi guru dalam pengajaran bahasa Arab.
Dalam mendapatkan data interview ini penulis mewawancarai beberapa
pihak seperti kepala sekolah dan guru bidang bahasa Arab
dan Arabic Club.
5. Analisa Data.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, proses
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menganalisa data-data yang
sudah terkumpul.
“Analisa data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hail wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
keimpulan sehinggah mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.12
Analisa data disini penulis maksudkan adalah sebagai suatu langkah
yang sangat kritis dalam suatu penelitian. Dari
data-data yang berhasil penulis kumpulan dengan upaya menganalisa
data guna memperoleh data-data yang valid maka yang harus dilakukan
penelitian adalah mengorganisasikan data, mengelompokkan data yang
terdiri dari hasil observasi dan wawancara.
Untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat kualitatif hanya bias
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang
dipisah-pisahkan menurut kategori tersendiri karena dalam penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif dengan data deskriptif, maka
dalam menganalisa data-data tersebut penulis menggunakan analisa data
yang bersifat induktif yaitu suatu analisa yang memandang semua
permasalahan secara khusus kemudian disimpulkan secara intensif
dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai
dengan metode penelitian yang digunakan.
1
Depag RI, Alqur’an dan Terjemah . 1997
2
Powo darminto, Kamus besar Indonesia.
Hal.138
3
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1992), Cet. Ke-2
hal 73
4
Winarno Surakhmad, dalam “Ketika
guru mengajar, apakah murid belajar?”(2003),
hal. 39
5
Standar, Kompetensi Kurikulum 2004, 2005:3
6
Zakiah Daradjad, loc. cit
7
Winarno, loc. cit
8
Bogdan. “Lexy
J. Moleong “. jilid II,
9
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet.8, hal 228
10
Ibid, hal.227
11
Ibid, hal.231
12
Ibid, Hal. 244
Tidak ada komentar:
Posting Komentar